Diduga Aniaya Istri, Oknum Polisi di Polda Malut Dilaporkan

PENAMALUT.COM, TERNATE – Salah satu oknum polisi terpaksa dilaporkan oleh istrinya ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Malut.

Oknum polisi berpangkat brigadir kepala (Bripka) itu diduga menganiaya istrinya. Tindakan tidak terpuji ini diketahui sudah beberapa kali dilakukan oknum polisi yang bertugas di Polairud Polda Malut itu.

Korban YW (30) saat ditemui wartawan menuturkan, tindakan kekerasan yang dialaminya itu sudah cukup lama.

Ia bahkan mengaku dalam keadaan hamil sampai usai melahirkan, perlakuan kasar secara fisik maupun psikis terus dialaminya dari sang suami.

“Sejak menikah pada April 2020 lalu, saya sudah mendapat kekerasan secara fisik dari suami. Bahkan dalam keadaan hamil juga demikian,” ujarnya kepada wartawan media ini usai membuat laporan di Ditreskrimum Polda, Rabu (5/1).

YW juga bilang, perlakuan sang suami ini sudah pernah dilaporkan ke kesatuannya (Polairud Polda Malut), dan dari Polairud juga telah melakukan sidang dan memberikan hukuman kurungan terhadap suaminya selama 21 hari dan penundaan pangkat selama dua periode.

Namun, lanjut YW, usai mendapat hukuman tersebut, suaminya masih tetap melakukan tindakan KDRT terhadapnya.

“Selesai dari mendapat hukuman, pada bulan September hingga Desember 2021 kemarin, sebanyak 8 kali saya mendapat tindakan kekerasan secara fisik darinya,” tuturnya dengan nada sedih.

Oleh karena itu, ia kembali melaporkan tindakan sang suami ini ke Ditreskrimum dengan tuduhan KDRT. Dari pengaduan ini juga sudah lakukan visum di Rumah Sakit Bahyangkara dan telah diajukan ke Ditreskrimum untuk ditindaklanjut hasil visumnya.

YW juga mengaku, selama ini suaminya tidak serius menafkahi dirinya bersama satu anaknya. Dalam sebulan, ia hanya diberikan 1 juta rupiah. Bahkan ATM gaji milik suaminya pun tidak diberikan kepadanya.

Ia merasa sangat dirugiakan atas tindakan KDRT yang dilakukan suaminya. Sehingga itu, ia berharap masalah ini dapat diproses seadil mungkin sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Saya harap masalah ini diproses secara adil dan tuntas,” harapnya. (tr1/ask)