Mantan Suami Istri Sepakat Jual Harta Bersama

PENAMALUT.COM, TERNATE – Sidang lanjutan aanmaning (teguran hukum) terkait dengan harta bersama antara Salu Ajam (pemohon eksekusi) dan Reni Apriyani Mile (termohon eksekusi) kembali digelar di Pengadilan Agama (PA) Ternate, Kamis (10/3) tadi.

Aanmaning ini terdaftar di PA dengan Nomor: 01/Pdt.G/2022 PA Tte. Sesuai amatan wartawan Nuansa Media Grup (NMG), sidang yang dimulai pada pukul 10.16-10.56 WIT itu dihadiri kedua belah pihak. Sidang dipimpin hakim tunggal, Djabir Sasole.

Termohon eksekusi, Reni Apriyani Mile kepada wartawan usai persidangan mengatakan, objek sengketa tersebut awalnya ada pembeli yang menawarkan dengan harga 5 miliar. Namun sudah tidak dalam keadaan sempurna dan sesuai. Sehingga objek ini disepakati 1,5 miliar oleh kedua belah pihak untuk dijual.

“Menurut saya harga 1,5 miliar sesuai dengan kondisi objek yang sekarang. Tapi yang sebenarnya pasti akan dapat 5 miliar, bahkan lebih juga. Saya kurang sepakat, karena itu seharusnya putusan yang telah berkekuatan hukum dari Mahkamah Agung harus dibagi sesuai dengan kondisi lahan dan tempat usaha cuci mobil. Tapi disitu (saat ini) tidak seperti sebelumnya,” katanya.

Kata dia, karena harga sudah disepakati bersama senilai 1,5 miliar untuk sama-sama mencari pembeli yang membayar objek sengketa tersebut dan hasilnya nanti dibagi dua.

Menurutnya, masalah ini sudah lama sejak putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) pada Januari 2019 lalu, tapi sampai sekarang belum juga selesai. Sebab tempat objek sengketa (usaha cuci mobil dan bangunan semi permanen) yang terletak di Kota Baru sudah dihancurkan.

“Ini sudah lama saya sampaikan ke Panitera, Ibu Wanci, tapi tidak diindahkan. Eksekusi harus dilaksanakan sesuai dengan bunyi amar putusan,” tuturnya.

Lanjut dia, apabila barang yang dieksekusi secara nyata berbeda dengan amar putusan, maka panitera atau jurusita yang melakukan eksekusi harus menghentikan eksekusi dan membuat berita acara bahwa eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Karena amar putusan dengan obyek yang akan dieksekusi tidak sesuai dengan kenyataan.

“Dari Pak Salu (mantan suami) minta pembagian tanah, tapi hakim tidak bisa membagi tanah, karena tidak sesuai dengan putusan dari MA. Jadi disepakati dijual, nanti hasilnya dibagi,” tukasnya.

Terpisah, Kuasa Hukum Pemohon Eksekusi, M. Bahtiar Husni menuturkan, perkara harta bersama antara Reni melawan Salu Ajam di PA Ternate sudah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap. Oleh sebab itu, putusannya harus dilakukan eksekusi.

“Sebagai pemohon eksekusi telah mengajukan proses eksekusi di PA Ternate. Hari ini sudah yang kedua kali dilakukan aanmaning, karena pertama tidak dihadiri oleh termohon eksekusi. Namun hari ini sudah hadir,” tukasnya.

Husni bilang, kedua belah pihak bersengketa sudah hadir bersama-sama untuk memperjelas status objek harta bersama telah dibagikan oleh PA yang terletak di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Ternate Tengah lebih tepatnya dibelakang Kantor PLN.

“Dari permohonan eksekusi yang kami ajukan jelas, bahwa objek sengketa tersebut harus dibagi riil atau seper dua bagian milik penggugat dan seper dua bagian sebagaimana dalam amar putusan,” tandasnya.

Akan tetapi, lanjut Husni, dari pihak termohon eksekusi tidak mau membagi secara riil. Padahal sudah jelas di dalam amar putusan harus dibagi. Jika ini tidak bisa dibagi secara riil atau baik-baik, objek ini harus dilakukan pelelangan.

“Nilai jual objek pajak terhadap harta bersama berbeda dengan harga pasar yang diajukan. Kami sangat berharap agar ini bisa dijual saja, sebagaimana kesepakatan masyarakat umum, kemudian hasilnya dibagi dua,” jelasnya.

Dalam sidang aanmaning kedua tadi telah disepakati bersama. Jika nilai jual objek sengketa itu 5 miliar, tidak sependapat, karena tidak sesuai. Sehingga disepakati antara 1,2 miliar sampai dengan 1,5 miliar.

“Mudah-mudahan angka ini bisa didapatkan pembeli dalam jangka waktu dua pekan kedepan. Kalau sudah ada pembeli, hasilnya akam dibagi dua. Kami sangat berharap ini dibagi dua dan tidak ada lagi anggapan bawah objek ini sudah pernah dibagikan. Kami tegaskan bawah objek ini belum dibagikan antara kedua bela pihak,” tegasnya.

“Yang jelas jika objek ini terjual di angka 1,5 miliar, akan dibagi dua. Begitu juga terjual di angka 1,2 miliar sesuai dengan putusan seper dua bagian milik penggugat dan sebaliknya. Untuk itu, kepada pihak termohon eksekusi bisa legowo untuk mengikuti harga pasar,” sambungnya.

Sidang akan dilanjutkan pada Senin (28/3) dengan agenda mendengarkan hasil keterangan kedua bela pihak terkait dengan jual beli objek sengketa tersebut. (gon)