Polda Diminta Ungkap Kasus Tanda Tangan Palsu Dishub Haltim

PENAMALUT.COM, TERNATE – Kasus pemalsuan tanda tangan yang diduga melibatkan Bupati Halmahera Timur (Haltim), Ubaid Yakub, yang saat itu masih menjabat Kepala Dinas Perhubungan Haltim, kembali disorot.

Pasalnya, kasus yang saat ini tengah ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Maluku Utara itu belum juga ada kepastian hukum terhadap para terduga pelaku. Padahal, kasus itu dilaporkan Aliansi Pemuda Pencari Keadailan sejak Juni 2021 lalu. Namun hingga kini belum juga ada titik terangnya.

Hal ini membuat praktisi hukum, Nurul Mulyani meminta kepada Polda Malut agar menyeriusi kasus tersebut.

Menurut dia, kasus ini merupakan perkara hukum yang cukup sensitif. Sebab orang yang diduga terlibat dalam tanda tangan palsu buku uji sementara kendaraan Dinas Perhubungan Haltim itu telah menjadi kepala daerah. Sehingga itu, ia menyarankan agar penyidik Polda Malut lebih peka menelusuri kasus ini lebih jauh.

“Polda harus serius membongkar kasus ini. Karena takutnya publik menganggap kepala daerah yang yang bermasalah, kebal hukum,” ucap Nurul kepada wartawan Nuansa Media Grup (NMG), Minggu (17/4).

Ia mendesak penyidik Polda Malut sesegera mungkin memanggil dan memeriksa pihak-pihak terkait dalam kasus ini, termasuk Bupati Haltim Ubaid Yakub. Perkara seperti ini, kata dia, tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab hal seperti ini sudah masuk dalam kategori penyalahgunaan kewengan oleh kepala daerah atau pejabat terkait.

“Tentu penyidik harus objektif dan profesional dalam melakukan penyelidikan. Sehingga, ini menjadi pelajaran hukum bagi setiap kepala daerah atau pejabat terkait,” ujarnya.

Ia bilang, jika Polda Malut tidak terbuka ke publik atas kasus yang sedang ditanganinya sekarang, maka tidak menutup kemungkinan harapan masyarakat yang menyangkut dengan pemeberantasan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) akan redup. Dan Polda akan kehilangan citranya.

“Saya berharap Polda Malut membuka kasus ini lebih jauh, dan terbuka ke publik,” harapnya mengakhiri. (tox/ask)