Tanggapi Pernyataan Wagub, AIPI Malut: Bukan Hanya Kapten, Kapalnya juga Harus Bagus

PENAMALUT.COM, TERNATE – Pernyataan Wakil Gubernur Maluku Utara, M. Al Yasin Ali, yang mengibaratkan sebuah daerah itu kapal, maka pemimpin adalah kaptennya. Sehingga kapten harus mampu membawa kapal itu berlayar dengan baik.

Kata Wagub, percuma ganti kapal, jika kaptennya tidak mampu membawa kapal dengan baik. Pernyataan ini dilontarkan Wagub menyusul adanya wacana pergantian nama Provinsi Maluku Utara yang disuarakan beberapa akademisi.

Menanggapi pernyataan Wagub M. Al Yasin Ali, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Maluku Utara menilai pernyataan Wagub itu menjadi catatan penting bagi kita ke depan untuk mencari pemimpin yang mampu membawa perubahan bagi daerah ini.

Selain itu, pemimpin itu harus betul-betul memiliki kesamaan pandangan dalam aransemen tata kelola pemerintahan. Sebab ini akan menjadi problem ketika tidak ada sinergi dan saling support antara kedua kepemimpinan tersebut dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur.

Banyak kasus di Indonesia yang membuat pemerintahan itu lemah atau tidak berjalan efektif lantaran dipengaruhi faktor kepemimpinan, sebab tidak adanya sinergi antara kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam pengambilan-pengambilan keputusan yang strategis.

“Kadang hal itu muncul dan memperlihatkan konflik ini kepada publik, sehingga menjadi bacaan dan catatan kritis untuk publik ke depan bahwa kepemimpinan Provinsi Maluku Utara di 2024 nanti, harus menampilkan pemerintah yang betul-betul harmoni antara Gubernur dan wakilnya dalam pengambilan keputusan yang strategis,” kata Sekretaris AIPI Malut, Ali Lating kepada Nuansa Media Grup (NMG), Sabtu (4/6).

Di berbagai media massa, lanjut Ali, dia melihat kasus di Maluku Utara ini selalu memperlihatkan ketidakharmonisan. Adapula berbagai kasus, termasuk pelantikan beberapa pejabat. Sehingga ini bukan menjadi rahasia umum lagi antara Gubernur dan wakilnya dalam memperlihatkan ketidakharmonisan di hadapan publik.

“Saya kira ini menjadi catatan penting bagi publik Maluku Utara, bahwa ke depan kita butuh pemimpin yang memang betul-betul bisa berjalan secara bersama. Saling memiliki rasa kebersamaan yang sama. Rasa dan kemesraan itu tidak hanya diperlihatkan saat kampanye saja, namun itu harus berakhir sampai masa jabatan selesai,” ujarnya.

“Sehingga mereka berdua bisa meninggalkan catatan-catatan baik kepada publik Malut dan mereka mendapat raport yang bagus, bahwa mulai dari awal sampai akhir kepemimpinan, mereka sudah memperlihatkan hubungan yang baik dalam mengelola Maluku Utara ini,” sambung Ali.

Dosen Ilmu Pemerintah pada Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) ini menuturkan, daerah ini butuh perahu baru dan kaptennya juga harus bagus dalam pengelolaan Maluku Utara. Sebab jika kaptennya bagus, namun kapalnya buruk, maka akan bermasalah dan begitu juga sebaliknya.

“Saya kira statement yang disampaikan Wakil Gubernur ini bukan tanpa alasan, karena untuk mengganti kapten adalah keharusan. Dan ini menjadi catatan kritis untuk kita, bahwa kita butuh kapten yang bagus. Tidak hanya kapten, namun kapalnya juga harus bagus,” pungkasnya. (tan/ask)