Kadis P3A Sebut Kekerasan Perempuan di Ternate Dipicu Faktor Ekonomi dan Selingkuh

PENAMALUT.COM, TERNATE – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kota Ternate, Marjorie S Amal menegaskan, kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Ternate dipicu faktor ekonomi dan perselingkuhan.

“Namun kasus kekerasan seksual ini sudah mulai berkurang, sehingga yang tersisa saat ini adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” ujar Marjorie kepada Nuansa Media Grup (NMG), Selasa, (2/8).

Menurutnya, data terakhir yang dikantongi pihaknya terdapat 14 kasus KDRT. Kasus-kasus ini dilaporkan dari Daulat Perempuan Maluku Utara (Daur Mala), Polres Ternate serta korban sendiri yang melaporkan ke pihak DP3A.

“Rata-rata kasus ini berimbang, tidak mungkin satu kelurahan tak punya kasus. Namun, tahun ini kasus kekerasan seksual menurun tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya saat maraknya pandemi Covid-19 2021,” katanya.

Pihaknya kata dia, berusaha yang terbaik untuk mengurangi tingkat kekerasasan, terutama dimulai dari lingkup terkecil yakni keluarga. Selain itu, telah dikukuhkan Satgas Kelurahan dengan harapan mereka peduli dengan lingkungan sekitar.

“Karena mereka yang harus tahu pertama sebelumnya orang mengetahui kasus kekerasan ini,” tuturnya.

Marjorie bilang, pelecehan pun sudah masuk dalam kekerasan seksual. Karena itu, pengaduan harus menunjukan dua bukti fisik. Namun, sekarang hanya satu saja sudah bisa sehingga lebih memudahkan dan membatasi ruang gerak terhadap pelaku kekerasan seksual.

Lebih rinci ia menambahkan, untuk kasus kekerasan seksual di Kota Ternate sejak 2021 sudah menurun, sekarang yang meningkat itu di Kota Tidore Kepulauan.

“Namun jumlah kasus kekerasan baru 6 kasus, tapi saya belum cek data terakhir dan yang jelas pihak korban tetap dilakukan pendampingan hukum karena kita punya unit layanan UPTD,” pungkasnya. (udi/tan)