PENAMALUT.COM, TERNATE – North Moluccas Art Community (NOMAT) merupakan sebuah komunitas seni budaya yang telah eksis berkarya sejak 15 tahun silam di Maluku Utara. Konsistensi di jalur seni dan budaya telah berdampak tak sekadar melestarikan tradisi dan warisan budaya bangsa, melainkan pula mampu berjejaring dalam jaringan-jaringan kerja seni budaya baik nasional hingga internasional.
Tidak tanggung-tanggung, kiprah NOMAT telah turut membantu dalam mengedukasi masyarakat untuk peduli dan terus melestarikan serta mengembangkan kesenian daerah menjadi prioritas yang tak henti-hentinya dilakukan sembari berkiprah dalam ruang-ruang pementasan dan pergelaran event seni budaya di Maluku Utara.

Salah satu di antaranya menyelenggarakan Workshop Alat Musik Tradisional (Fiol) dengan menghadirkan para seniman pelaku seni tradisi hingga maestro dan akademisi sebagai narasumber dan para komunitas dan pelajar tingkat SLTA sebagai peserta yang diselenggarakan pada Sabtu (6/7) di Benteng Oranje Ternate.
Kehadiran NOMAT seolah mempertegas peran dan kontribusi para seniman di kota rempah dan negeri asal rempah Maluku Utara bahwa sebuah karya seni (musik) tidak sebatas urusan dari panggung ke panggung, melainkan sebuah peran yang menuntut tanggung jawab moral nan mulia untuk terus menghidupkan warisan budaya melalui musik tradisi di tengah deras transformasi perkembangan zaman dengan segala konsekuensinya yang sulit dibendung.
Transformasi budaya di era digital tentu disadari membawa dampak tersendiri bagi ruang kreativitas berkesenian, dimana terbuka peluang yang luas untuk melahirkan karya serta mendistribusikannya untuk dinikmati oleh khalayak ramai.
Meskipun demikian, tentu disadari pula bahwa realitas tersebut memberi tantangan yang terbuka lebar di tengah persaingan dalam melahirkan karya-karya bermusik hingga pilihan untuk melestarikan musik tradisi itu sendiri. Pada konteks ini pula para punggawa NOMAT berkiprah pada tiga ruang utama, yaitu “Tumbuh, Latih dan Tampil”.
Tumbuh terus dalam kreativitas komunitas, melatih dan mengedukasi sembari tampil dalam berbagai gelaran event dan panggung-panggung seni. Sebagaimana NOMAT akan tampil pada pelaksanaan Launching Pekan Budaya Kota Rempah yang akan digelar oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Daerah Wilayah XXI Provinsi Maluku Utara pada Sabtu, 13 Juli 2024 di Landmark Ternate pada pukul 20.00 WIT.
Selain menyaksikan penampilan terbaik mereka, pelaksanaan acara ini akan menampilkan berbagai rangkaian acara hiburan lainnya, seperti penampilan musisi dan seniman lokal seperti Randi Husain, Djipeng, Qa’iro, Arif Taslim, hingga musikalisasi dari D’facto hingga aksi panggung musisi asal kota musik Ambon Manise, Fresly Nikijuluw dengan tembang-tembangnya yang bakal menghibur para pengunjung pada malam launching Pekan Budaya Kota Rempah 2024 dengan tematik “Merawat Tanah Leluhur” tersebut.
Kegiatan ini merupakan wujud pemanfaatan kebudayaan sebagaimana telah amanatkan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yaitu upaya pendayagunaan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) untuk menguatkan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam mewujudkan tujuan nasional.
Tidak hanya berkaitan dengan 10 objek pemajuan kebudayaan saja, melainkan lebih spesifik juga berkaitan dengan objek cagar budaya terlebih dalam upaya pendayagunaan cagar budaya untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya dengan bersandar pada UU No. 11 Tahun 2010.
Berdasarkan pedoman yang diamanatkan dalam kedua undang-undang tersebut, maka diperlukan suatu sarana atau fasilitas yang dapat menunjang pemajuan maupun pemanfaatan kebudayaan terhadap masyarakat luas.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI, Kuswanto, mengatakan kegiatan pekan kebudayaan tersebut sesuai dengan tugas Balai Pelestarian Kebudayaan yaitu melaksanakan hubungan masyarakat di bidang pelestarian kebudayaan dengan unit kerja/instansi, lembaga, dan masyarakat.
“Pelaksanaan kegiatan Pekan Budaya Kota Rempah tersebut bertujuan untuk melakukan promosi kebudayaan di wilayah kerja BPK XXI kepada khalayak umum di Maluku Utara dan juga melakukan internalisasi nilai-nilai kebudayaan kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat membangun karakter dan kepribadian yang berkebudayaan, di antaranya dengan menghidupkan rasa saling memiliki terhadap kebudayaan nasional maupun lokal sehingga dapat terus menjaga dan melestarikannya,” ujarnya. (tan)