PENAMALUT.COM, TERNATE – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Ternate menggelar dialog budaya dan kebangsaan dalam rangka menyambut Hari Jadi Ternate (HAJAT) ke-774. Dialog bertajuk “Ternate Episentrum Pembauran Peradaban” ini digelar di gedung Dhuafa Center Ternate, Kamis (26/12).
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Badan Kesbangpol Kota Ternate Nuryadin Rachman yang dihadiri unsur forkopimda, sejumlah pimpinan OPD, cipayung plus, perwakilan paguyuban yang tergabung dalam Forum Pembauran Kebangsaan dan masyarakat luas.
Dialog budaya tersebut menghadirkan Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman, sebagai keynote speaker bersama dua akademisi IAIN Ternate, Jubair Situmorang Usman Nomay dan Rinto Taib.
Rinto Taib menjelaskan, Ternate di masa lalu telah berperan besar sebagai episentrum budaya global dengan karakteristik keragaman budaya masyarakatnya yang berasal dari berbagai belahan dunia, terlebih di era perdagangan rempah-rempah.
Kejayaan Kesultanan Ternate, terlebih di era kepemimpinan Sultan Baabullah yang menguasai lebih dari 70 pulau berpenghuni sebagaimana yang tertulis dalam catatan sejarah menunjukan bahwa relasi dan sosial serta ekonomi turut memberi dampak bagi diplomasi budaya dalam dinamika kekuasaan yang humanis dan elegan yang bersumber dari praktik kekuasaan para sultan, sehingga mampu eksis dan fungsional hingga kini.
“Inklusifitas Ternate sejak masa lalu menjadi ruang hidup yang ideal bagi berbagai suku bangsa dari berbagai penjuru Nusantara maupun dari berbagai belahan dunia,” katanya.
Ternate, kata Rinto, pada konteks ini menjadi daya tarik bukan semata karena rempah-rempah, melainkan keterbukaan warganya untuk menerima pihak luar. Tentu pula karena potensi keanekaragaman hayati dan sumber alamnya yang diburu dunia seperti yang digeluti oleh seorang naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace selama berada di Ternate kala itu.
“Bahwa jejak arkeologis di kota ini dapat kita temui di berbagai tempat kota ini, baik yang berkaitan dengan ritual dan kepercayaan maupun kemegahan arsitektural budaya kolonial yang beradaptasi dengan kultur melayu,” pungkas Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Ternate itu. (*)