PENAMALUT.COM, JAILOLO – Kelangkaan minyak tanah menjadi salah satu isu yang paling krusial saat ini di Maluku Utara, khususnya di Kabupaten Halmahera Barat dan beberapa daerah lainnya.
Di Halmahera Barat, aksi protes terhadap kelangkaan minyak tanah ini sudah beberapa kali disuarakan warga setempat. Rabu (8/1) tadi, salah satu warga Gufasa, Hardi, dengan seorang diri kembali melayangkan protes terhadap kelangkaan minyak tanah ini.
Sialnya, protes yang dilakukan di Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Halmahera Barat itu justru berujung tragis. Ia dihajar oleh Kepala Disperindagkop, Demisius O. Boky. Hardi ditinju beberapa kali oleh Demisius tepat mengenai kepala Hardi.
Hardi saat ditemui wartawan, menceritakan pada pagi tadi ia datang dengan membawa pengeras suara dan beberapa lembar pamflet yang bertuliskan protes terhadap kelangkaan minyak tanah.
“Sekitar pukul 10.00 saya datang dengan tujuan mempertanyakan kelangkaan minyak tanah dan ada dugaan pungli salah satu pejabat dinas ke pengecer,” kata Hardi.
Saat itu, Kepala Dinas Perindagkop Demisius O. Boky belum ada di lokasi. Beberapa saat kemudian, Demisius tiba dan ketika itu Hardi ingin memasang pamflet di jendela.
“Saya mau pasang pamflet tuntutan, tapi dilarang kadis. Tapi akhirnya bisa pasang. Setelah saya mau taruh di lantai, tapi dilerai staf. Dia (kadis) suru copot saya punya pamflet itu. Ketika mau copot itu, saya dorong dia punya staf,” ungkapnya.
“Kemudian Demisius langsung memukuli saya berkali-kali. Salah satu stafnya mencoba melerai, tapi justru makin membuka kesempatan dia menghantam saya di wajah,” sambungnya.
Akibat permasalahan ini, Hardi selaku korban penganiayaan langsung melaporkan masalah ini ke Polres Halmahera Barat. Laporan penganiayaan ini telah ditangani penyidik. (adi/ask)