DAERAH  

Harga Sembako di Halmahera Selatan Tetap Stabil

PENAMALUT.COM, LABUHA – Jelang hari raya Idulfitri 2025, harga sembilan bahan pokok (Sembako) di Kabupaten Halmahera Selatan masih tetap stabil. Stabilitas harga sembako ini sebelum ramadan hingga sekarang.

Ini disampaikan Firman Jasmir, distributor dan pemilik Toko Firman yang berada di Kota Labuha saat ditemui wartawan, Minggu (23/3).

Firman mengatakan, sejauh ini belum ada kenaikan harga dari beberapa jenis sembako yang menjadi prioritas konsumen.

“Seperti gula pasir masih tetap sama per sak Rp 950 ribu dan per kilonya Rp 20 ribu. Begitu juga beras, kemudian mentega Amanda per dos masih Rp 340 ribu dan Blueband Rp 570 ribu. Terigu juga demikian maaih 240 ribu dan 250 ribu, sedangkan per kilonya 11 ribu,” jelas Firman.

Sembako jenis ini paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Saat ini persediaan stok barang cukup banyak dan harganya juga tidak mengalami lonjakan.

“Beberapa bahan pokok ini paling laris, karena ini kebutuhan dasar masyarakat. Memang ada bahan-bahan lain juga, tapi ini paling laris baik di hari-hari biasa maupun di bulan ramadan,” terangnya.

Meski harga sembakonya stabil, Firman menyebut konsumennya berkurang. Padahal, biasanya menjelang lebaran terjadi lonjakan konsimen. Namun kali ini tidak seperti tahun sebelumnya.

“Kalau tahun sebelumnya selalu ramai. Apalagi pas awal Ramadan dan Idulfitri, selalu terjadi lonjakan pembeli dari berbagai pulau dan dalam kota,”

Harga sembako di sejumlah toko dalam Kota Labuha pada umumnya sama. Salah satu toko distributor dan agen sembako, Eka Setia, juga demikian.

Salah satu kasir Toko Eka, Endang, belum ada lonjakan harga dari beberapa jenis bahan pokok seperti beras, terigu, gula, mentega, telur, minyak goreng, minuman hingga biskuit jenis. Stabilitas harga ini terjadi sejak awal Ramadan.

Tak seperti di Toko Firman, pengunjung di Toko Eka ini pun ramai. Mereka datang dari berbagai daerah di pesisir Kota Labuha.

“Alhamdulillah sampai saat ini pembelinya ramai, yang paling banyak datang belanja orang dari kampung,” tuturnya. (rul/ask)