PENAMALUT.COM, TIDORE – Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Tidore Kepulauan tak bisa lagi dianggap remeh.Â
DPRD Kota Tidore Kepulauan berharap penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Tidore Kepulauan tidak lagi ditangani secara parsial.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kota Tidore, Ardiansyah Fauji, saat pertemuan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis dengan Direksi Forum Study Perempuan (Fospar) Maluku Utara.
Rapat tersebut difokuskan untuk merumuskan roadmap perlindungan yang benar-benar terintegrasi.
Fospar Maluku Utara yang selama ini menjadi garda terdepan pendampingan korban, didapuk menjadi mitra kunci dalam upaya kolaboratif ini.
“Penanganannya harus melibatkan berbagai pihak lintas sektor, baik pemerintah maupun organisasi non-pemerintah, karena masalah ini menyangkut banyak aspek sosial, hukum, dan kesehatan,” ujar Ardiansyah usai pertemuan di Gedung DPRD Kota Tidore Kepulauan, Senin (27/10).
Ardiansyah juga menegaskan bahwa masalah kekerasan ini terlalu krusial untuk ditangani satu instansi saja. Ia menuntut pendekatan yang lebih mendalam, menolak sekadar pelaporan statistik tahunan.
“Pembahasan kita hari ini bukan hanya sekadar membaca angka-angka kekerasan. Tetapi untuk menemukan akar masalah sebenarnya, sehingga pendekatan program ke depan bisa lebih tepat sasaran dan efektif,” tegas Ardiansyah Fauji.
Ketua Askot PSSI Kota Tidore Kepulauan ini mengatakan, upaya serius yang dilakukan ini untuk memastikan setiap kasus kekerasan tertangani secara cepat dan komprehensif.
Menurutnya, DPRD akan memastikan Kota Tidore Kepulauan menjadi wilayah yang aman, nyaman, dan melindungi seluruh warganya, khususnya kelompok rentan.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah problem serius. Kita ingin memastikan kota ini betul-betul menjadi kota yang layak,” harapnya.
Komisi III berharap sinergi ini bukan sekadar pertemuan, melainkan awal dari gerakan massif untuk mencapai zero violence dan menjadikan Tidore Kepulauan sebagai percontohan kota yang berhasil memberantas kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kami berharap kolaborasi ini mampu menekan angka kekerasan hingga mencapai zero violence terhadap perempuan dan anak di Kota Tidore Kepulauan,” pungkasnya.












