Harga BBM Tingkat Pengecer di Kota Ternate “Menggila”, Pemerintah Belum Bertindak

PENAMALUT.COM, TERNATE – Kebijakan pemerintah pusat lewat Pertamina dengan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax dari kisaran Rp 12.500 hingga Rp 13.500 per liter, membuat harga di tingkat pengecer juga ikut naik.

Pantauan wartawan Nuansa Media Grup (NMG) di sejumlah pengecer di Kota Ternate, harga BBM naik signifikan. Kenaikan harga BBM tingkat pengecer ini bukan hanya terjadi pada jenis pertamax, namun pertalite juga mengalami kenaikan. Padahal, secara nasional BBM yang naik hanyalah pertamax.

Pertalite misalkan, yang semula Rp 10.000 per liter, kini naik menjadi Rp 12.000. Begitu juga untuk pertamax yang semula Rp 10.000, kini naik menjadi Rp 15.000 per liter.

Hal ini dikeluhkan para pengguna kendaraan. Namun demikian, belum ada kebijakan pemerintah daerah lewat Dinas Perindag untuk mengatasi harga BBM di tingkat pengecer.

Kepala Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Usaha pada Disperindag Kota Ternate, Lakamisi menuturkan, sesuai harga BBM jenis Pertamax Rp 12.750 per liter yang ditetapkan pemerintah, namun tampaknya pedagang pengecer atau depot masih menjual kepada masyarakat tidak sesuai dengan harga yang wajar.

“Padahal para pedagang pengecer khususnya depot, mereka tidak memiliki legalitas dan tidak ada izin. Sehingga mereka sebagai pelaku usaha masih menjual dengan harga yang tidak wajar,” kata Lakamisi kepada wartawan, Senin (4/4).

Menurut dia, harus ada instansi terkait yang mengawasi kenaikan harga yang tidak wajar. Hanya saja, pihaknya juga menyerahkan kepada masyarakat sebagai konsumen. Apabila masyarakat merasa harga di tingkat pengecer mahal, kata dia, seharusnya membeli BBM di SPBU.

“Depot ini sebenarnya dikategorikan sebagai pedagang illegal, karena tidak ada legalitas usaha dan tidak terikat dengan Disperindag. Sehingga kita juga tidak serta merta memberikan sanksi, karena tidak ada undang-undang yang mengatur itu, kecuali untuk SPBU atau agen minyak, tentu ada pengawasan dari Disperindag,” ujarnya.

Ia menuturkan bahwa masyarakat di Kota Ternate ini, tidak terlalu mempersoalkan harga, namun yang terpenting adalah stoknya ada.

Soal BBM jenis Pertalite yang ikut dinaikan, Lakamisi bilang memang Pertalite juga kabarnya akan mengalami kenaikan harga. Namun sampai sekarang belum realisasinya. Hanya saja, Pertalite sudah langka di Kota Ternate, sehingga dikembalikan ke Pertamax.

“Kemarin bensin langka ketika hadirnya Pertalite. Sekarang kehadiran Pertamax, Pertalite juga sudah mulai langka. Nanti akan seperti itu dan dengan sendirinya akan hilang,” ucapnya.

Laksimini juga memperingatan kepada pelaku usaha untuk menjual BBM dengan harga yang wajar. Ia menegaskan pihaknya akan mengambil tindakan dengan memberikan sanksi administrasi, apabila masih menjual sesuai keinginan sendiri dan tidak ada kontrol harga.

Terpisah, Kabag Ekonomi Setda Kota Ternate, Nursanah Soemadayo mengatakan, terkait kenaikan harga BBM jenis Pertamax di pengecer akan ditindaklanjuti secara langsung.

Pihaknya tidak serta merta memberhentikan pelaku usaha atau pedagang eceran tersebut. Sebab yang terikat dengan mereka hanya SPBU.
Pihaknya juga sudah mewanti-wanti kepada pihak SPBU agar memprioritaskan dalam melayani pengendara ketimbang jerigen-jerigen. Sehingga pengecer juga tidak jual dengan harga seenaknya, dan pada akhirnya masyarakat kena imbasnya.

“Saya berharap agar pengecer jual dengan harga sewajarnya saja, sehingga tidak menyusahkan para pengguna kendaraan maupun masyarakat,” harapnya mengakhiri.(tr3/ask)