Jurnal Fachruddin Tukuboya Tembus Q1 di Global Ecology and Conservation

Fachruddin Tukuboya bersama salah satu warga Suku Togutil

PENAMALUT.COM, TERNATE ā€“ Jurnal milik kandidat doktor pada program Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia, Fachruddin Tukuboya, tembus Q1 pada Global Ecology dan Conservation dengan Judul “Togutil tribeā€™s ecological hunting calendar on Halmahera Island, Indonesia” dan dapat di akses pada https://doi.org/10.1016/j.gecco.2024.e03244.

Jurnal ini diangkat berdasarkan hasil penelitian yang diajukan (receive) pada 8 Februari 2024. Kemudian dilakukan revisi (revised) pada 6 Oktober 2024 dan diterima (accepted) pada 7 Oktober 2024, selanjutnya diterbitkan (online) pada 9 Oktober 2024.

Penelitian ini berlokasi di Dusun Titipa Halmahera Timur dan Dusun Tayawi, Tidore kepulauan, pra penilitian dilakukan pada akhir tahun 2022 dan penilitian dimulai pada Tahun 2023.

Dalam penjelasan penelitian, Fachruddin menyatakan bahwa Komunitas Togutil adalah suku pemburu-pengumpul asli yang menjalani gaya hidup nomaden di sepanjang daerah tepi sungai yang berbatasan dengan hutan di Pulau Halmahera, Maluku Utara, Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku Togutil menerapkan kalender perburuan ekologis yang unik dan menganut etika yang berbeda dengan menggunakan sistem siklus 6-2-4 yang berkelanjutan yang dapat berkontribusi pada konservasi satwa liar.

Jurnal Fachruddin Tukuboya

Ada tiga periode berburu yang dilakukan oleh komunitas ini, yakni Obutana, Ohinoto, dan Oiyata. Kegiatan berburu selama periode Obutana dilakukan selama enam bulan atau selama musim hujan, yaitu dari Oktober hingga April. Kegiatan perburuan puncak terjadi selama periode perburuan Obutana, ketika pemburu menjebak satwa liar selama musim berbuah dan berbunga.

Periode Ohinoto adalah periode berburu yang berlangsung selama dua bulan, dari Mei hingga Juni. Ini menandai dimulainya musim kemarau. Kemudian periode Oiyata yang berlangsung dari Juli hingga Oktober, yaitu dari musim kemarau hingga awal musim hujan. Waktu ini didasarkan pada pertemuan umum dengan satwa liar di hutan, khususnya selama musim berbuah dan berbunga.

Studi ini mendukung mata pencaharian Komunitas Togutil di masa depan melalui pemberdayaan komunitas berbasis kalender untuk meminimalkan hilangnya spesies kunci yang rentan. Akibatnya, strategi yang efektif untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan kehidupan berkelanjutan dapat diimplementasikan dengan memberdayakan Komunitas Togutil berdasarkan kalender perburuan ekologis mereka menjadi pembaruan dari penelitian ini. (ask)