PENAMALUT.COM, JAILOLO – Salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Halmahera Barat menjalankan tugasnya untuk mengibarkan bendera merah putih hingga pada penurunan dengan baik. Padahal disaat yang sama, ibundanya menghembuskan napas terakhir pada Rabu (17/08), pagi tadi sekira pukul 10.00 WIT.
Adalah Ardian Arifin, siswa SMA Negeri 1 Halmahera Barat, usai menjalankan tugas pengibaran sang saka merah putih itu mendengar kabar duka ibundanya yang bernama Murni Din berpulang ke Rahmatullah.
Ardian saat dikonfirmasi mengaku, ibundanya sebelum meninggal, memiliki riwayat sakit ginjal yang diderita sudah lama.
Usai menjalankan tugas pengibaran bendera pagi tadi, Ardian bersama dengan panitia Kabupaten Halbar menuju Desa Gamsungi, Kecamatan Ibu Selatan untuk menghadiri pemakaman Ibundanya.
Ardian juga sempat diberikan pertimbangan dari Panitia Kabupaten Halbar agar dihentikan dulu tugas upacara penurunan bendera lantaran masih dirundung duka. Namun, Ardian tetap bersikukuh agar tetap ikut untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang anggota Paskibraka pada upacara penurunan sang saka merah putih tersebut.
Ardian mengatakan, ini tugas negara. Karena itu, ia harus menjalankan dengan semangat walaupun disaat yang sama dirundung duka yang mendalam karena kehilangan seseorang yang paling dicintainya yaitu Ibunda tercinta.
“Saya tetap semangat, karena ini tugas negara,” ujar Ardian kepada Nuansa Media Grup (NMG).
Sementara, Bupati Halbar James Uang mengatakan, dari pihak Pemkab turut berbelasungkawa yang mendalam atas meninggalnya ibunda dari Anggota Paskibraka Ardian Arifin.
“Semoga Ardian dan ayahnya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman oleh Tuhan yang kuasa. Kami juga sangat berterimakasih kepada Almarhumah atas partisipasi mendorong dan mendidik anaknya sehingga bisa menjadi anggota Paskibraka Halmahera Barat yang telah mengibarkan bendera dimomentum 17 Agustus saat ini,” harap Bupati James.
James berharap, semoga keluarga diberikan ketabahan iman sehingga tidak terlalu larut dalam duka yang mendalam, tetapi harus bangkit dengan semangat di hari Kemerdekaan 17 Agustus dengan keimanan pada Tuhan yang Maha esa.
“Bangkit dari duka cita menjadi sukacita. Untuk ananda Ardian agar terus semangat melanjutkan studi hingga kuliah nanti, untuk menggapai masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Pengurus Purna Indonesia (PPI) Halbar Muhammad Syamsir Ali, juga mengaku Ardian Arifin sangat luar biasa dalam ketabahan dan ketenangan menghadapi cobaan ini. Sebab, Ardian mampu menjalankan tugasnya pada pengibaran sampai prosesi penurunan.
“Walaupun kami dari pelatih juga sudah berikan toleransi, untuk dia fokus pada duka yang dialami, tetapi Ardian tetap bersikukuh menjalankan tugasnya sampai pada upacara penurunan bendera, itu yang membuat kami dari pelatih dan juga pembina merasa sangat bangga,” jelasnya.
Karena itu, Syamsir berpesan kepada Ardian Arifin, setelah sepeninggal ibundanya, maka jadilah anak yang saleh, yang bisa menjadi kebanggaan orang tua. (adi/tan)