PENAMALUT.COM, TERNATE – Pemilihan Rektor Universitas Khairun (Unkhair) Ternate tahap awal dilaksanakan pada Selasa (6/5) bertempat di aula Nuku Unkhair, Selasa (6/5).
Prof. Abdullah W Jabid meraih suara terbanyak dalam pemilihan tersebut. Ia memperoleh 18 suara dari enam calon rektor lainnya. Pemilihan ini merupakan lanjutan dari penyampaian visi dan misi para bakal calon rektor sehari sebelumnya.
Dari enam bakal calon rektor yang bersaing, tiga nama dengan suara terbanyak resmi ditetapkan oleh Senat Unkhair, yakni Prof. Abdullah W Jabid dengan perolehan 18 suara, disusul Prof. Abdu Mas’ud 9 suara, dan Dr. Hasan Hamid sebanyak 8 suara.
Sementara tiga kandidat lainnya yakni Abdulrasyid Tolangara memperoleh 4 suara, Nurhasana 2 suara, serta Nurhalis Wahidin tidak memperoleh suara. Ketiga nama ini otomatis gugur. Total 41 anggota senat hadir dan seluruh suara dinyatakan sah.
Sementara untuk tetiga nama yang unggul dalam pemilihan ini akan segera dikirimkan ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek RI) untuk proses lanjutan sekaligus berkonsultasi terkait jadwal pemilihan tahap akhir.
Proses pemilihan tahap akhir akan dilakukan oleh Kemendiktisaintek RI. Panitia bersama senat menyebut telah menyiapkan jadwal tentatif antara 15 hingga 26 Mei 2025, menunggu kepastian dari pihak kementerian.
Sesuai Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri, pemilihan rektor tahap akhir melibatkan komposisi suara sebesar 35 persen dari Menteri dan 65 persen dari Senat.
“Komposisi ini akan dikonsultasikan lebih lanjut dengan kementerian untuk pelaksanaan tahap pemilihan berikutnya,” jelas Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unkhair, Soleman Saidi.
Soleman mengaku seluruh proses ini berjalan demokratis dan kondusif.
“Kami sangat menghargai kedewasaan akademik para anggota senat. Meskipun sempat muncul berbagai isu, seluruh pemilih menilai secara objektif berdasarkan visi, misi dan program kerja para kandidat. Ini menunjukkan bahwa demokrasi kampus berjalan dengan sehat,” tandasnya. (ask)












