PENAMALUT.COM, TIDORE – Usai Kongres dua hari lalu, Askot PSSI Tidore Kepulauan bersama pengurus yang baru langsung tancap gas. Bertempat di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Maluku Utara, Askot PSSI Tidore melakukan audiensi sekaligus pembicaraan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan soal perlindungan atlit, ofisial, dan wasit yang berada di bawah naungan Askot PSSI Tidore.
Dalam pertemuan itu, Ketua Askot PSSI Tidore Ardiansyah Fauji mengatakan, selama ini para atlit lokal minim perhatian di sisi perlindungan kecelakaan kerja. Padahal, kata Ardiansyah, sepak bola telah berkembang menjadi sebuah industri besar yang mengglobal.
Menurutnya, profesi atlit sepak bola adalah individu yang paling rentan mengalami kecelakaan, baik benturan fisik ringan hingga berat bahkan bisa menyebabkan cacat permanen serta juga kematian.
Ia mencontohkan di Eropa yang setiap pemain sepak bola dilindungi dengan ketat menggunakan asuransi. Sehingga jika terjadi insiden atau kecelakaan kepada atlit, pihak klub maupun federasi tidak terlalu pusing.
“Karena ada pihak yang akan mengcover mulai dari pengobatan, cedera ringan sampai berat bahkan sampai yang paling naas kematian,” tuturnya.
Ketua Komisi III DPRD Kota Tidore ini menuturkan, di liga-liga resmi Indonesia saat ini para pemain, official hingga wasit juga sudah dilindungi bahkan sudah menjadi ketentuan wajib pemain-pemain yang bermain di klub liga 1 memiliki asuransi ketenagakerjaan.
“Sehingga kami ingin itu juga berlaku bagi atlet-atlet sepak bola di Kota Tidore, bahwa seluruh perangkat yang menggeluti profesi lapangan hijau mulai dari pemain, official hingga wasit pertandingan mendapat jaminan asuransi keselamatan,” harapnya.
Askot juga ingin mengelola sepak bola di Kota Tidore Kepulauan lebih profesional ke depannya, di mana bukan hanya event-event saja yang dikelola dengan profesional, tetapi seluruh perangkat yang terlibat didalam olahraga ini juga terlindungi dengan baik secara profesional.
Sementara Kepala BPJS Ketenagakerjaan, Alit Mahendra, merespons baik permintaan dari Askot Kota Tidore Kepulauan.
Menurutnya, ini langkah yang cukup tepat dan sudah lama diharapkan BPJS Ketenagakerjaan. Pasalnya, profesi pekerjaan apapun di Maluku Utara wajib terlindungi.
Menurutnya, BPJS Ketenagakerjaan sudah lama dan sangat berpengalaman menangani masalah atlet-atlet. Alit Mahendra mengatakan, jaminan pembiayaan yang diberikan juga menyeluruh dan unlimited baik cedera ringan atau berat.
“Cacat permanen semuanya di cover, bahkan hingga kecelakaaan paling serius (kematian). Jadi nanti jika kerjasama ini telah terjalin kita akan bagi kelompok usianya sehingga seluruhnya tercover secara merata,” ujarnya.
Mahendra mengaku, secara simbolis pernah melakukan lauching program perlindungan atlet lari di stadion GBK, di Maluku Utara serta beberapa SSB yang telah mendaftarkan atlet untuk asuransi ketenagakerjaan ini.
“Memang agak lambat progresnya pencapaian BPJS Ketenagakerjaan di dunia atlet, karena itu terobosan yang diambil oleh Askot PSSI Tidore bagi saya sebuah langkah hebat dan luar biasa,” imbuhnya.
“Bahwa kita bukan hanya sekadar di hibur lewat sepak bola tapi para pelaku seni lapangan hijau tersebut juga mendapat perlindungan dan jaminan terbaik sebagaimana profesi-profesi pekerjaan yang lain yang telah memberikan panggung hiburan istimewa kepada penontonnya,” tambahnya.
Senada Kadis Nakertrans Maluku Utara, Marwan Polisiri menambahkan, pihaknya saat ini sedang berusaha melindungi seluruh pekerja rentan di Maluku Utara, sebagai salah satu tugas wajib pemerintah.
“Ini juga merupakan bagian dari pekerjaan kemanusiaan yang mesti semua pihak seriusi. Tidak boleh lagi kita dengar para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja tidak mendapat jaminan keselamatan. Karena itu kami menyambut baik ide menarik ketua Askot PSSI Kota Tidore dalam upaya perlindungan para atlet. Ini langkah yang sangat visioner dan ASKOT Kota Tidore Kepulauan telah memulainya,” pungkasnya.