PENAMALUT.COM, TIDORE – Di Kelurahan Gamtufkange, Kota Tidore Kepulauan, lahirlah satu komunitas bernama Komunitas Lingkungan Bunda Saling Genggam8. Komunitas ini hadir sebagai bagian dari gerakan perempuan/ibu-ibu yang membawa harapan bagi bumi. Dengan kebersamaan, cinta kasih, dan kepedulian, mereka berkomitmen menjaga kampung dan alam sekitar agar tetap hijau, bersih, serta menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
Kordinator Komunitas Lingkungan Bunda Saling Genggam8, Sumiyati Ahmad Laiman, menjelaskan bahwa komunitas ini lahir dari semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap bumi. Dengan filosofi Saling Genggam8 yang berarti SA (Sayangi), mencerminkan kasih sayang dan kepedulian yang tulus terhadap alam. Ling (Lingkungan), adalah tempat komunitas manusia dan alam menyatu. Geng sekelompok perempuan/ibu-ibu, yang bersatu karena kesamaan latar belakang, tujuan, dan cita-cita mulia untuk melestarikan lingkungan. Gam (Gamtufkange), kampung atau kelurahan komunitas ini lahir. Kata Gam juga berarti kampung dalam bahasa Tidore, yang menegaskan identitas lokal dan akar budaya komunitas.
Sementara makna dari tagline “Ibu Peduli Bumi Lestari” adalah tangan perempuan yang saling menggenggam. Ini menggambarkan solidaritas, persatuan, dan kekuatan kolektif perempuan/ibu-ibu Gamtufkange. Jumlah tangan angka 8 bermakna Tufkange (delapan dalam bahasa Tidore) dalam kelurahan Gamtufkange. Bentuk lingkaran adalah simbol kesempurnaan, keutuhan, dan siklus kehidupan. Bunga di tengah bunga matahari, maknanya mengarah pada optimisme, kekuatan menghadapi tantangan, dan selalu mencari cahaya (harapan).
Komunitas Lingkungan Bunda Saling Genggam8 juga pada 14 september 2025 kemarin melakukan bersih-bersih di pantai Ome bersama dengan Bank Sampah Ino Maku Mote, komunitas pegiat lingkungan Luminary dan ibu-ibu di sekitar pantai Ome.
Sumiyati yang juga Ketua I TP PKk Kota Tidore Kepulauan ini berharap gerakan kolektif dari Komunitas Lingkungan Bunda Saling Genggam8 ini dapat memberi kesadaran kepada seluruh warga Kota Tidore Kepulauan, khususnya untuk tidak membuang sampah ke pantai dan menjaga lingkungan agar dapat hidup berselaras dengan alam demi anak cucu yang akan datang.
Advokasi terhadap lingkungan hidup akan terus berlanjut dan semoga ruang-ruang kolaborasi yang lebih luas dapat terbuka demi menjaga kehidupan yang berkelanjutan