Pedagang di Belakang Jatiland Mall Direlokasi, Sebagian Memilih Istirahat

PENAMALUT.COM, TERNATE – Ratusan pedagang di kawasan belakang Jatiland Mall yang direlokasi Pemkot Ternate, kelihatannya sebagian tidak lagi memilih untuk lanjut di tempat yang telah disiapkan.

“Saya memilih berhenti atau tidak lanjut berjualan lagi, karena biaya bangun lapak jualan memang cukup besar. Bangunan atau tempat rumah makan itu sudah memakan biaya Rp 50 juta,” kata salah satu pedagang kuliner yang enggan disebut namanya, Senin (10/10).

Ia bahkan menilai, Pemkot tidak mempertimbangkan nasib para pedagang. Padahal, kata dia, bangunan tersebut baru di bangun, tetapi kini sudah diperintahkan untuk dibongkar lagi.

“Ya sudah kita mau bagaimana lagi, terpaksa harus bongkar. Saya memilih tidak lanjut jualan dan barang-barang ini akan ditempatkan di kos-kosan,” tuturnya dengan nada keluh.

Sementara Kepala Disperindag Kota Ternate, Muhlis S Djumadil, mengatakan bahwa pihaknya sudah memberikan dua opsi kepada 34 pedagang untuk beristirahat atau lanjut berjualan ditempat yang telah disiapkan.

“Pedagang ini juga diberikan dua opsi, yakni masih mau berjualan atau istirahat. Dari hasil kesepakatan, sebagian pedagang memilih istirahat,” jelas Muhlis.

Lebih lanjut, Muhlis menyebut, dari jumlah 30 pedagang kuliner yang terdaftar, yang bertahan untuk berjualan ada 14 pedagang. Sedangkan 16 pedagang lainnya memilih tidak lanjut berjualan.

“Kami sudah sosialisasi jauh hari sebelum dilakukan pembongkaran, termasuk pedagang yang berjualan sampai di depan kantor Direskrimum itu,” katanya.

“Para pedagang diberikan waktu selama satu Minggu untuk membongkar dan membereskan dagangannya. Jadi tidak serta merta Barito langsung dihentikan berjualan, kami masih memberikan ruang untuk berjualan sampai ada tanda bahwa mereka sudah tidak berjualan baru berhenti di situ,” sambungnya.

Selain itu, lanjut Muhlis, pihaknya menyediakan tempat untuk 100 pedagang yang hendak berjualan di Pasar Bahari Berkesan III.

“Dan jika tidak mau pindah, maka kita tindak tegas, karena tempat (belakang Jatiland) tetap dilaksanakan proyek pembangunan. Karena, tempat tersebut bukan hanya untuk berjualan Barito,” ujarnya.

Dikatakan Muhlis, proyek pembangunan ini melekat pada tiga dinas, yakni Dinas PUPR Disperindag dan Koperasi. Untuk Disperindag, akan di bangun lapak sekitar 11 unit dan total anggaran senilai Rp 1,7 miliar yang bersumber dari APBD. Sedangkan sisanya untuk Koperasi dan PUPR.

“Untuk target pembangunan akan selesai tahun depan, karena kita baru sementara proses tender. Karena sebelumnya juga ada keterlambatan tender,” pungkasnya, seraya menambahkan, untuk pedagang gorengan direlokasi ke Benteng Oranje. Sedangkan pedagang kuliner, dipindahkan ke Pasar Kota Baru. (udi/tan)