Fadli Sebut Morotai di Bawah Kepemimpinan Benny Laos Tinggalkan Banyak Masalah

Silaturahmi warga dengan calon bupati Rusli Sibua

PENAMALUT.COM, DARUBA – Anggota DPRD Pulau Morotai, Fadli Djaguna, menyebut Kabupaten Pulau Morotai di bawah kepemimpinan Benny Laos banyak tinggalkan masalah.

Ini disampaikan politikus PAN itu pada saat kegiatan silahturahmi bakal calon bupati Rusli Sibua dengan masyarakat di Desa Sangowo, Kecamatan Morotai Timur, Rabu (11/9) malam.

Fadli menerangkan sejumlah masalah yang diwariskan mantan Bupati Benny Laos, mestilah mampu dijawab oleh pemimpin Morotai nantinya. Sehingga itu, dia menilai Rusli Sibua mampu memperbaiki persoalan ini.

“Ada uang yang berputar di Morotai lewat APBD Pulau Morotai kurang lebih 870 miliar, tapi bisa dibayangkan saja ada 350 miliar dibuka untuk pembangunan fisik dan dibelanjakan di luar Morotai. Jadi uangnya tidak berputar di Kabupaten Pulau Morotai,” tuturnya.

Akan tetapi, kata dia, fakta dari hasil pembangunan yang dilakukan di Morotai itu kini menjadi bangunan mubazir. Sebab asal dibangun dan tak pernah dipakai. 

“Mubazirnya di mana, lihat BUMDes yang dibangun itu coba periksa mie instan satu bungkus saja orang tidak jual, karena itu bangunan kosong. Itu lima tahun. Jadi bisa dibayangkan dan orang Morotai harus menyadari itu,” ujar anggota Banggar DPRD Morotai ini.

Selain itu, problem kemiskinan di Morotai juga menjadi perhatian. Orang Morotai sebenarnya tidak hidup miskin, akan tetapi kemiskinan warga itu karena ulah dari pemerintah setempat. 

“Jadi pemerintah yang kasih miskin tong pe rakyat. Kalau orang Morotai itu tidak hidup miskin, maka 11.600 orang Morotai tidak bekerja di Weda. Tetapi 11.600 orang Morotai kerja di Weda karena di Morotai tidak ada lapangan kerja. Artinya uang 870 miliar itu tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Ini sangat naif,” tegasnya.

Fadli menilai bakal calon bupati Morotai, Deny Garuda, belum mampu memimpin Kabupaten Pulau Morotai. Pasalnya, kualitas Deny belum bisa menjawab sejumlah persoalan dan kebutuhan masyarakat Morotai.

“Yang satu (cabub) ini pernah menjadi anggota DPRD, jadi kelas berpikirnya ini saya sudah hafal. Sama-sama anggota DPRD lima tahun, jadi baku tahu,” kata Fadli saat berorasi.

“Artinya kalau saya menggantungkan harapan itu terhadap dia (Deny Garuda), berarti saya ini orang yang paling bodoh. Karena kualitasnya saya ketahui, kemampuan dia saya ketahui,” sambungnya.

Meski PAN menjadi salah satu partai pengusung paslon Deny Garuda dan Qubais Baba, namun Fadli memilih mendukung Rusli Sibua. Sebab kualitas Deny sebagai calon bupati masih tak mumpuni untuk mengatur dan menata Morotai nantinya.

“Tidak akan mungkin diri saya ini saya titipkan di sana, karena kemampuannya sangat terbatas. Kemampuan dia dalam mengatur konsep perekonomian, menata konsep pemerintahan di Morotai dia belum mampu. Dia belum bisa. Jadi saya tidak mau menitipkan itu,” pungkasnya. (zun/ask)