PENA – Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR mengalokasikan sejumlah APBN untuk pembangunan rumah layak huni bagi warga kelas ekonomi bawah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Program BSPS ini telah ada sejak zaman Presiden SBY dan pertama kali masuk ke Maluku Utara pada tahun 2011.
Tahun 2020 ini, Kota Ternate mendapat jatah sebanyak 332 unit bantuan rumah BSPS dari total 2000 lebih di Maluku Utara. Di Kelurahan Togafo, Ternate, Arsad Artha menjadi salah satu warga penerima BSPS. Bersama istri dan satu anak berusia tujuh tahun, Arsad yang berprofesi sebagai petani hanya sanggup membangun gubuk untuk dihuni selama tiga tahun ini. Hadirnya BSPS membuat Arsad sangat bersyukur dan tak ada hentinya berterima kasih kepada pemerintah.
Ditemui di atas fondasi rumah yang akan dibangun hunian layak, Arsad menceritakan kepada kami jika sejak keluar dari rumah mertua dan memutuskan membangun hunian sendiri, sebenarnya ada rasa bersalah kepada istri dan anaknya.
Bagaimana tidak, dia hanya mampu membangun hunian seadanya menggunakan papan bekas di atas tanah berukuran 2×3 meter. Bahkan atap yang dia gunakan adalah seng gelombang bekas dan berkarat. Tak mau terus meratap, dari hasil panen Pala yang tidak seberapa karena kebutuhan makan sehari-hari, Arsad mencoba menabung sedikit demi sedikit untuk membangun istana bagi keluarga tercinta.

“Dari doi (uang) itu baru saya bikin fondasi ini, so (sudah) lama ini. Abis itu pelan-pelan baru saya beli kayu itu,” cerita Arsad sambil menunjuk kayu balok yang ia maksud.
Usai membeli kayu balok, Arsad sempat kebingunan mencari tempat aman untuk ditaruh, karena keadaan rumahnya yang sempit. Selain itu jika diletakkan diluar rumah kayu-kayu tersebut akan hancur terkena hujan dan panas. Tanpa berpikir panjang, dirinya meminta izin kepada mertua untuk menitipkan kayu-kayu tersebut.
“Saya titip di mama mantu. Dalam rumah sasa (sesak) macam sana. Itu teras sedikit juga bapaksa (usaha) bikin supaya kalau ada tamu bisa duduk disitu,” aku Arsad sambil kembali mengangkat telunjuk mengarah ke teras rumah.

Keadaan rumah milik Arsad memang sangat memperihatinkan. Hanya dua petak dengan satu ruangan buat tidur dan satu lagi adalah dapur. Selama ingin membuang hajat, Arsad membangun ruang kecil berukuran satu badan yang sekaligus digunakan untuk mandi.
“Bikin rumah itu abis baru usaha sedikit-sedikit kasih masuk (pasang) air (PDAM), abis itu baru pasang listrik (PLN),” kenangnya.
Arsad kini sangat bersyukur, upayanya untuk membangun rumah layak huni terjawab sejak dia menjadi salah satu dari 20 warga di Kelurahan Togafo yang menjadi penerima BSPS tahun 2020.
“Karena bantuan ini juga butuh torang (warga) yang menerima punya swadaya, makanya saya beli semen sedikit buat bikin batu tela. Buat tambah-tambah, biar dia mencukupi untuk bangun rumah sesuai fondasi ini,” jelas Ketua Kelompok Penerima BSPS Kelurahan Togafo ini.
Setiap warga penerima BSPS mendapatkan sebanyak Rp 17.500.000 yang dibuka sebanyak Rp 2,5 juta untuk ongkos tukang bangunan dan Rp 15 juta untuk belanja bahan.
“Kalau Rp 15 juta beli bahan untuk bangun rumah ini kan tidak cukup, makanya kita juga harus tetap berusaha supaya semua terpenuhi. Jadi, istilahnya torang ini mo (mau) bangun rumah, cuma tangan pende (belum capai hasil yang diinginkan), makanya BSPS ini untuk membantu torang menjangkau yang torang inginkan, yaitu bangun rumah ini,” jelasnya.
“Makanya saya sangat bersyukur. Syukur Alhamdulillah. Saya berterima kasih juga kepada pemerintah karena program ini memberikan torang dorongan untuk bangun rumah yang layak huni buat saya dan keluarga,” tutup Arsad denga raut wajah haru.
Terpisah, Koordinator Fasilitator (Koorfas) BSPS Maluku Utara Sofyan Abidin, kepada Penamalut mengatakan, setiap bantuan yang diterima warga di seluruh Maluku Utara berjumlah sama seperti Arsad Artha di Kelurahan Togafo. Katanya, bantuan tersebut memang tidak cukup untuk membangun satu rumah.
“Makanya disebutlah swadaya disitu, karena warga penerima BSPS juga harus berswadaya untuk membangun hunian layak mereka. Jadi bantuan ini tidak untuk membangun satu rumah utuh,” jelas Sofyan.
Katanya lagi, untuk mendapatkan BSPS ini warga harus siap berswadaya, jika tidak maka akan diganti oleh warga lain. Warga yang telah diganti tersebut tetap diprioritaskan akan memperoleh bantuan pada tahap selanjutnya.
“Asal dengan catatan tadi, swadayanya telah disiapkan. Dalam artian sebagaian bahan bangunan telah disiapkan untuk digabung dengan BSPS ini,” tambahnya.
Sofyan menambahkan, pembangunan akan tetap berlanjut hingga semua warga memperoleh rumah layak huni. Bahkan dia mengakui, saat Pandemi Corona negara tidak memangkas anggaran program BSPS untuk diplot ke percepatan penanganan Covid-19.
“Karena ini sangat penting bagi warga. Makanya program ini akan tetap jalan hingga semua warga, baik di Ternate, atau Maluku Utara dan bahkan seluruh Indonesia memperoleh rumah layak huni,” tutup Sofyan. (sel)
Thanks a lot for sharing this with all of us you really know what you are talking about! Bookmarked. Please also visit my web site =). We could have a link exchange contract between us!
Perfectly written subject matter, Really enjoyed studying.
I have not checked in here for a while because I thought it was getting boring, but the last few posts are good quality so I guess I¦ll add you back to my daily bloglist. You deserve it my friend š
Would love to perpetually get updated outstanding web blog! .
Some genuinely great info , Gladiola I noticed this. “It’s not only the most difficult thing to know one’s self, but the most inconvenient.” by Josh Billings.