PENAMALUT.COM, TOBELO – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) merupakan salah satu dinas penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar. Sayangnya, hal ini tidak tidak dengan Disperindag Kabupaten Halmahera Utara.
Pasalnya, Disperindag Halut minim pendapatan. Bagaimana tidak, dalam setahun, pendapatan Disperindag hanya 100 juta lebih.
Hal ini diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Halut, Samsul Bahri. Kata Samsul, pasar di wilayah Kota Tobelo sangat banyak. Mirisnya pendapatan setahun sangat sedikit.
“Pasar di Tobelo ini banyak, kenapa harus pendapatan hanya 100 juta,” Kesal Samsul.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Halut, Muhsin Mustika saat dikonfirmasi mengaku pihaknya diberikan target 200 juta setiap tahun, namun hanya capai 170 juta. Hal ini karena kondisi pandemi covid.
Menurunnya pendapatan ini selain covid, setoran saat lapak juga tidak sesuai. Padahal penetapan sewa lapak berdasarkan SK Bupati, per lapak Rp 5 juta dalam setahun.
“Dalam SK itu dihitung satu meter 250 ribu per tahun. Jadi kalau misalnya 5×4×250 ribu, berarti 5 juta. Hanya saja pedagang sering membayar 1 juta. Ini yang membuat pendapatan menurun,” tukasnya.
Ia bilang, biaya sewa lapak ini dalam setahun bisa mencapai 200 juta sampai 300 juta. Hanya saja di tahun ini pendapatan menurun disebabkan karena covid.
Pihaknya akan memberikan kesempatan kepada pedagang untuk melunasi lapak yang telah ditempati.
“Kalau sampai tiba waktunya pedagang tidak membayar lapak, maka akan diambil alih dan diberikan kepada pedagang lainnya,” tegasnya. (fnc/ask)