Ribuan Warga Dievakuasi, Ternate Ditetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

PENAMALUT.COM, TERNATE – Ribuan warga yang tinggal di pesisir Kota Ternate terpaksa dievakuasi ke tempat pengungsian lantaran terkena dampak air pasang.

Pemerintah Kota Ternate melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat terdapat sejumpah kelurahan yang terdampak air pasang ini, yakni Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Muhajirin, Kelurahan Gamalama, Kelurahan Salero, Kelurahan Toboleu, Kelurahan Sangaji, Kelurahan Dufa Dufa, dan Kelurahan Tafure.

Dampak dari air pasang ini mengakibatkan rumah di pesisir ini tergenang. Bahkan ada puluhan rumah yang rusak akibat dihantam gelombang pasang. Namun demikian, BPBD belum mendata seluruh jumlah kerusakan rumah warga.

Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman langsung meninjau warga yang terdampak dan mengimbau kepada masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di sepanjang pesisir pantai, termasuk Hiri, Moti dan Batang Dua tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu ke depan.

Menurutnya, laporan dari Tim SAR dan BMKG, keadaan cuaca ekstrem akan terjadi sampai tanggal 19 Desember.

“Saya berharap masyarakat yang tinggal di pesisir pantai tetap waspada. Bagi mereka yang terdampak tiga hari sebelumnya termasuk malam ini, BPBD agar mengevakuasi warga di tempat yang aman. Segala hal terkait dengan penanganan darurat, akan di ambil langkah-langkah oleh pemerintah daerah,” ujarnya, Senin (6/12) malam tadi.

Pemkot Ternate juga telah menetapkan status darurat Kota Ternate selama beberapa waktu ke depan. Sehingga langkah darurat penanganan bencana ini dapat di ambil secara terpadu dan melibatkan pemerintah daerah, TNI maupun Polri.

Sementara Kepala BPBD Kota Ternate, M. Arif Gani menyampaikan, langkah-langkah yang dilakukan BPBD dalam menyikapi gelombang pasang dengan menetapkan status tanggap darurat.

Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan stakeholder penanggulangan bencana untuk penanganan cuaca ekstrem dan gelombang pasang yang sekarang terjadi.

Tanggap darurat ini, kata Arif, ditetapkan sejak 6 sampai 19 Desember. Sebab warga Kota Ternate kebanyakan bermukim di pesisir pantai. Begitu juga di Hiri, Moti, dan Batang Dua juga dilaporkan air naik le pemukiman warga.

Arif menguraikan, saat ini jumlah warga yang dievakuasi ke tempat pengungsian sesuai yang didata sebanyak 500 warga. Ini tersebar di Kelurahan Salero maupun Kelurahan Sangaji.

“Ini data sementara yang baru masuk, kemungkinan besar akan masuk lagi. BPBD lagi fokus dua titik konsentrasi untuk mengamankan masyarakat yang terdampak gelombang pasang, dan kami sudah siapkan gedung fasilitas pemerintah untuk dievakuasi jikalau terjadi air pasang lagi,” katanya.

Sementara warga Kelurahan Sangaji, khususnya di lingkungan Ake Gaale saat ini membutukan bantuan berupa pasir atau tanah dalam karung untuk pembuatan tanggul.

Ketua Pemuda Ake Gaale, Asmit kepada wartawan media ini mengatakan, air pasang terjadi sekitar sore kemarin pukul 16.00 WIT hingga malam tadi. Setelah itu diikuti dengan gelombang.

“Kami di sini langsung bentuk tim relawan, dan sudah lakukan evaluasi barang-barang warga dari rumah yang paling berdekatan dengan pantai. Untuk ibu-ibu dan anak sudah kami evakuasi di SKB,” ujarnya.

Asmit juga mengatakan berdasarkan pendataan, ada sekitar 7 rumah warga khususnya di Ake Gaale yang mengalami rusak berat, dan yang lain rusak sedang dan ringan.

“Ini kejadian di hari kedua, setelah hari pertama kurang begitu parah. Malam ini parah. Kami takut lebih parah lagi terjadi ke depan, maka kami berinsiatif meminta bantuan pasir untuk dibuat tanggul,” jelasnya. (udi/gon/ask)