PENAMALUT.COM, TERNATE – RP (14), warga Kelurahan Kampung Pisang, Kota Ternate, dianiaya sekelompok orang hingga babak belur.
RP dianiaya lantaran dituduh terlibat penganiayaan terhadap salah satu pemuda Kelurahan Mangga Dua yang tewas setelah beberapa saat dirawat di RSUD Chasan Boesorie.
Ibu korban, Rahmawati saat ditemui menuturkan bahwa anaknya tidak terlibat penganiayaan itu. Namun ia dituduh terlibat, sehingga dipukul hingga babak belur.
Atas kejadian itu, Rahmawati kemudian membuat laporan ke Polres Ternate sejak Sabtu 11 Desember 2021 lalu. Namun sampai sekarang tidak ada perkembangannya. Pihak korban malah diminta oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ternate untuk mencari pelaku.
Padahal, ia berharap dengan adanya laporan itu, pihak kepolisian bisa mengungkap siapa terduga pelaku yang telah melakukan penganiyaan terhadap anaknya.
“Dorang (mereka) polisi meminta saya dan anak saya (korban) untuk cari pelakunya, tapi sampai sekarang kami belum dapat pelaku. Terus bagaiman kalau seperti ini,” katanya kepada wartawan media ini, Rabu (5/1).
Rahmawati juga telah menyerahkan bukti video yang didapat saat anaknya dianiya itu kepada penyidik. Namun oleh penyidik, video yang diberikan itu tidak kuat.
“Mereka (penyidik) bilang video itu tidak kuat, sehingga penyidik menyuruh kami cari sendiri,” tuturnya.
Wati sapaan akrabnya juga menyampaikan, setelah membuat Laporan Polisi (LP), tidak diberikan sebagai surat tanda terima laporan untuk dipegang pelapor. Pada saat pemanggilan pengambilan keterangan, juga tidak melalui surat, tapi hanya melalui telepon.
Menurutnya, pada siang tadi ada penyidik yang mendatanginya dan menanyakan terduga pelaku yang memukul korban dan ia menjawab belum kenal.
“Dia (penyidik) tanya, saya lalu jawab tidak kenal sampai saat ini. Saya juga tidak mengetahui siapa yang pukul anak saya, hanya lihat di video,” ujarnya.
Rahmawati curiga, orang yang memukul anaknya adalah orang-orang kenal dengan korban penganiayaan hingga meninggal itu.
“Entah itu teman atau keluarga korban yang meninggal yang pukul anak saya, kami juga tidak tahu,” tukasnya.
Karena laporan tersebut sampai saat ini tidak ada kejelasan, ia lalu meminta agar hal ini menjadi perhatian Kapolda Malut.
“Kami keluarga korban meminta keadilan, tolong Pak Kapolda perhatikan, agar masalah seperti ini tidak lagi terjadi kepada orang lain. Apalagi anak saya dipukul saat itu banyak orang,” pintanya. (gon/ask)
This actually answered my downside, thanks!
Very great visual appeal on this web site, I’d value it 10 10.