Diduga Gelapkan Anggaran Desa, Mantan Kades Lalubi Menghilang

PENAMALUT.COM, LABUHA – Mantan Kepala Desa Lalubi, Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Gerson Pangemanan, diduga menggelapkan dana desa (DD) selama empat tahun berturut-turut.

Setelah menilep anggaran ratusan juta, Gerson kini menghilang bersama keluarganya.

Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lalubi, Vespasianus Popoko mengungkapkan, Gerson Pangemanan dilantik sejak tahun 2017 lalu. Setahun berjalan kemudian, tepatnya di tahun 2018, pengelolaan anggaran desa sudah bermasalah. Begitu juga dengan tahun 2019.

Ini berdasarkan hasil audit Inspektorat Halsel, terdapat temuan kurang lebih Rp 420 juta pada tahun 2018. Pada tahun 2019, Gerson mencairkan 20 persen DD dengan nilai Rp 139 juta. Anggaran tersebut digunakan secara pribadi oleh Gerson.

“Untuk DD tahun 2019 kami belum tahu sudah diaudit atau belum? Padahal kami sudah laporkan,” ujar Vespasianus kepada wartawan, Senin (23/1).

Lanjut dia, setelah menerima DD tahun 2019, Gerson dinonaktifkan oleh Bupati Bahrain Kasuba dan digantikan Pjs Korneles Tagaku.

Pada tahun 2021, Bupati Usman Sidik kemudian mengaktifkan kembali Gerson. Pengaktifan Gerson ini dengan harapan dapat mengembalikan anggaran desa yang telah dipakai.

Harapan itu disampaikan warga kepada Bupati Usman Sidik. Sayangnya, desakan itu tidak sesuai dengan harapan, dan bahkan Gerson kembali melakukan aksinya.

“Lebih parah lagi, hak-hak masyarakat berupa BLT dan gaji serta insentif staf tidak diberikan,” tuturnya.

Setelah itu, kata Vespasianus, Gerson Pangemanan kemudian menghilang lalu kembali ke desa setelah pemilihan Kades Lalubi. Namun setelah pemilihan Kades, Gerson kembali menghilang entah kemana.

“Kami (BPD) kemudian mengecek ke Bagian Keuangan dan DPMD Halsel, ternyata Gerson sudah mencairkan dana ratusan juta pada tahun 2022.

BPD Lalubi sebelumnya telah berulang kali melaporkan Gerson Pangemanan ke Camat Gane Timur, Polsek Gane Timur, dan Inspektorat Halsel. Namun sampai saat ini belum ditindaklanjuti.

“Entah alasan apa, kami pun tidak tahu. Kami minta pihak penegak hukum agar segera menindak yang bersangkutan, karena sudah menggunakan anggaran desa yang nilainya mencapai ratusan juta,” pintanya. (tan/ask)