PENAMALUT.COM, LABUHA – Komunitas Wartawan Kopi (Warkop) Halmahera Selatan sukses menggelar dialog publik Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2025. Dialog bertajuk “Tambang Dalam Diskursus Mediaā ini dilaksanakan di Fatima Coffe, Selasa (11/2) malam.
Narasumber yang dihadirkan di antaranya Mahmud Ici (jurnalis senior dan mantan ketua AJI Kota Ternate), Kapolres Halsel AKBP Hendra Gunawan yang diwakili Kasat Intel Sardi, Dr Ridwan Latjadi (akademisi), Asisten III Bidan Administrasi Soadri Ingratubun, serta anggota komisi III DPRD Halsel Rustam Ode Nuru.
Koordinator Warkop Halmahera Selatan, Amrul Doturu menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan, baik secara materiil maupun moril.
āPatut kami mengapresiasi dan mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman Warkop, dan pihak-pihak yang berkontribusi secara moril maupun materiil. Sehingga dialog pada malam ini berjalan lancar dan sukses,ā kata Amrul saat menyampaikan selayang pandang.
Amrul mengatakan, Warkop adalah sebuah wadah kecil berkumpulnya beberapa orang wartawan, dengan tujuan wadah tersebut dapat menjadi tempat kreativitas ide dan gagasan.
āSaya kira ini sangat penting untuk kita buat, karena di sinilah barangkali teman-teman bisa berkreasi dengan pengalaman jurnalisnya, bahkan di sini juga kita bisa berdiskusi dan bertukar gagasan,ā jelasnya.
Menurut dia, komunitas Warkop bukanlah menjadi alat pukul politik bagi pemerintah atau korporasi, tetapi Warkop didirikan agar budaya diskusi dan dialektika tidak berhenti dan hilang dalam pusaran intelektualitas.
Bahkan kata dia, wartawan juga perlu banyak belajar untuk dapat mengukur kemampuan dan kecakapan, agar wartawan benar-benar tidak kehilangan identitas dan jati dirinya.
āEra disrupsi hari ini kita tidak bisa memungkiri bahwa telah terjadi pergeseran nilai yang cukup besar. Seolah budaya diskusi, dialog, atau ruang intelektual itu nyaris redup,ā tutur dia.
āKarena itulah, di Hari Pers Nasional ini perlu menjadi evaluasi dan refleksi diri, bahwa kita masih memiliki pikiran kritis dan nurani yang jujur,ā sambungnya.
Tema soal isu-isu pertambangan, lanjut Amrul, bukanlah suatu kutukan atau isu yang membahayakan untuk didiskusikan oleh publik. Sehingga pihak perusahaan yang diundang menjadi narasumber, tidak perlu merasa sungkan apalagi khawatir.
āSebetulnya apa yang kami angkat dalam diskusi ini berkaitan deng tambang dan media, bukanlah sesuatu yang menakutkan. Sebab ini merupakan tugas dan tanggung jawab kami sebagai anak negeri Halsel, lebih-lebih sebagai wartawan,” tukas Amrul.
Sementara itu asisten III, Soadri Ingratubun, mengapresiasi inisiatif dan usaha Wartawan Kopi yang telah melaksanakan dialog publik.
Soadri mengatakan, apa yang dibuat Warkop merupakan hal yang luar biasa. Sebagai pemerintah pihaknya mendukung jika ada kegiatan-kegiatan semacam itu.
āIni luar biasa. Teman-teman Warkop mencoba menyediakan ruang, forum buat kita untuk berdiskusi suatu masalah. Apalagi mengenai pertambangan,ā ujarnya.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena Bupati Halsel, Bassam Kasuba, belum dapat menghadiri dialog tersebut karena sesuatu dan lain hal.
āSaya juga menyampaikan permohonan maaf dari pak bupati, karena beliau kurang enak badan sehingga belum bisa hadir untuk menjadi narasumber. Sehingga saya ditunjuk untuk mewakilinya menjadi narasumberā pungkas Soadri. (rul/tan)