Lokal  

Hanya 11 Penerima BLT di Laromabati, Warga Desak Bupati Pecat Kades

PENA – Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersumber dari dana desa (DD) merupakan program realokasi anggaran dana desa untuk membantu warga yang kehilangan mata pencaharian akibat dari memawahnya virus Covid-19 di Indonesia. BLT ini cukup meringankan beban masyarakat, apalagi dalam suasana bulan Ramadhan tahun ini.

Namun, apa yang dirasakan oleh sebagian warga desa di Indonesia tersebut tidak sama dirasakan oleh warga di Desa Laromabati, Kecamatan Kayoa Utara, Halmahera Selatan (Halsel). Pasalnya, BLT di desa tersebut hanya diperuntukkan bagi 11 warga dari jumlah total 800 lebih penduduk desa.

“Kalo bilang kehilangan mata pencaharian, torang yang banyak-banyak di desa ini juga kehilangan. Bukan cuma dorang 11 orang itu saja. Pemerintah Desa (Pemdes) ini torang tara mangarti bagaimana kong yang dapa cuma 11 orang itu,” jelas salah satu warga RT 03 Desa Laromabati yang enggan namanya ditulis, Sabtu (9/5).

Dari enam desa di Kecamatan Kayoa Utara, Desa Laromabati merupakan yang terkecil dari jumlah penerima BLT. Desa tetangga seperti Guraping atau Karamat jumlah penerima bantuannya sangat banyak dan Pemdes setempat benar-benar memberikan BLT kepada warga yang berhak.

“Desa tetangga ini sampe 60 deng 70 orang yang dapa bantuan itu, kong torang cuma 11 orang itu. Penduduk sampe 800 kong dapa bantuan pe sadiki bagitu ka, kepala desa ini tidak becus urus desa ini,” tambahnya.

Atas hal tersebut, warga meminta Bupati Halmahera Selatan untuk segera mengevaluasi Kepala Desa Laromabati, M. Irham Saban, karena dinilai tidak becus mengurus dan memperhatikan warga desa. Selain itu, warga bahkan meminta alasan kenapa mereka tidak menerima BLT, namun hingga kini Kades tidak memberi alasan yang jelas.

Dari data yang diperoleh Penamalut, untuk 11 orang penerima BLT masing-masing mendapatkan Rp 1,2 juta yang dicairkan dalam dua tahap, bulan April dan Mei 2020. (cun)

Respon (25)

  1. Ping-balik: Jaxx Liberty

Komentar ditutup.