Gubernur AGK Minta Sofifi Dibangun Bandara

PENA – Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, berkeinginan agar Sofifi yang merupakan Ibukota Provinsi Malut dibangun sebuah bandara penerbangan.

Keinginan orang nomor satu di jajaran Pemprov Malut itu disampaikannya pada kesempatan ramah tamah dan jamuan makan malam bersama Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti beserta rombongan di Royal Resto Ternate, Kamis (28/1) malam tadi.

Gubernur meminta kepada Ketua DPD dan anggotanya agar menyampikan kepada Menteri Perhubungan untuk membangun sebuah bandara di Sofifi. Sehingga lebih mempermudah akses transportasi. “Supaya penerbangan dari Jakarta bisa langsung ke Ibukota Sofifi. Sehingga Sofifi bisa bangkit dan dikenal lagi sebagai sebuah ibukota provinsi. Saya minta tolong Pak Ketua DPD,” ujarnya.

Dalam sambutannya itu, Guburnur juga menyampaikan terima kasih Kepada Ketua DPD RI dan rombongan atas kunjungan ke Malut. Meski disibukkan dengan tugas dan tanggung jawab, tapi masih bisa menyempatkan waktunya.

Ia berharap dengan kunjungan Ketua DPD ke Malut ini dapat mendorong pembangunan sekaligus menjadi motivasi bagi Pemprov Malut dalam rangka pembangunan daerah.

Sementara Ketua DPD, La Nyalla Mahmud Mattalitti dalam sambutanya menyampaikan bahwa DPD RI akan terus memberikan dukungan agar Provinsi Malut menjadi primadona di wilayah regional Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampau) serta menjadi deerah andalan secara nasional, terutama untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Malut.

Menurutnya, DPD merupakan wakil dari daerah, maka dari itu pihaknya selalu bekerja untuk mengawal kepentingan daerah agar mendapat perhatian dari pemerintah pusat. “Olehnya itu kami punya slogan, “Dari Daerah Untuk Indonesia”. Karena wajah Indonesia adalah wajah 34 provinsi yang ada di Indonesia ini,” katanya.

Mantan Ketua Umum PSSI ini juga menyampaikan bahwan Kementrian Perhubungan sudah berencana membangun bandara di pulau Halmahera. Termasuk pencanangan Kementrian PUPR di tahun 2022 untuk membangun jembatan Ternate-Tidore.

Momentum ini, kata dia, harus dijadikan sebagai kebangkitan pertumbuhan ekononi dan pembangunan. “Oleh karena itu seluruh potensi dan elemen masyarakat Malut harus bisa mengambil peran aktif. Mari kita wujudkan bersma agar masa-masa kejayaan kerajaan Kesultanan Ternate dan Tidore bisa hidup kembali,” ajaknya menutup. (ask)