Berpuluh Tahun Beroperasi di Malut, Pendapatan BBM PT Antam Masuk ke Sulut

Ilustrasi PT. Antam. (Istimewa)

PENAMALUT.COM, SOFIFI – Pemerintah Provinsi Maluku Utara selama ini kehilangan pendapatan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari PT Aneka Tambang (Antam) yang beroperasi di Kabupaten Halmarea Timur sejak tahun 1979.

Pendapatan dari sektor BBM ini terbilang cukup besar. Setiap tahun, bisa dikalkulasikan mencapai 100 miliar rupiah.

Selama ini, PT Antam membuat titik serah BBM di Manado, Sulawesi Utara. Ini artinya, setiap tahun Pemprov Sulut mendapat pemasukan ke kas daerah kurang lebih 100 miliar dari pendapatan BBM perusahaan berpelat merah tersebut.

“Titik serah itu artinya lokasi atau daerah di mana BBM diserahkan, maka daerah itu yang mendapat pendapatan dari BBM itu,” kata Kepala Badan Pengelolaan Keungan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Malut, Ahmad Purbaya saat ditemui wartawan, Senin (26/7).

Selama ini PT Antam melakukan perjanjian titik serah di Manado. Alhasil, Provinsi Sulut mendapat pendapatan dari BBM yang dikonsumsi PT Antam.

Pemprov Malut belakangan ini baru berupaya mendorong untuk dilakukan negosiasi ulang titik serah bahan Bakar PT Antam. Upaya ini juga didorong Komisi II DPRD Malut bersama BPKPAD memindahkan titik serah BBM dari Manado ke Ternate.

“Kalau sudah dipindahkan titik serah dari Manado ke Ternate, maka Pemprov Malut bisa mendapatkan pendapatan dari konsumsi bahan bakar tersebut,” jelas Purbaya.

Ia bilang, posisi beroperasinya PT Antam di Kabupaten Haltim, seharusnya Pemprov Malut yang mendapatkan pendapatan tersebut.

Oleh karena itu, setelah hearing dengan Komisi II DPRD Malut kemarin, pihaknya bersepakat untuk mengupayakan hal ini.

“Saya sangat mengaparesiasi langkah Komisi II DPRD dalam upaya untuk meningkatkan PAD. Ini bagus sekali,” tuturnya.

DPRD Minta Angkat Kaki

Sebelumnya, anggota DPRD Malut Sahril Tahir menilai kehadiran PT Antam tidak memberikan manfaat terhadap masyarakat di Malut. Untuk itu ia mendesak PT Antam secepatnya angkat kaki dari Malut.

“Tidak ada manfaat PT Aneka Tambang di Maluku Utara. Saya minta secepatnya harus hengkang dari Malut,” kata Sahril Tahir pada 26 Juni 2021 lalu.

Anggota Komisi III DPRD ini juga menyesalkan kehadiran PT. Antam di Malut yang sejak tahun 1979 sampai hari ini belum memberikan manfaat secara langsung terhadap masyarakat.

Jika persoalan royalti, kata dia, memang iya. Akan tetapi berapa besarnya royalti itu untuk daerah ini.

“Yang kita minta itu dampak langsung dari kehadiran PT Antam ini. Program pemberdayaan PT Antam juga tidak jalan,” ujarnya.

Sahril juga membeberkan pada tahun 2014-2015, PT Antam membawa 1,7 juta ton ore ke luar Malut. Namun sampai saat ini tidak memberikan sepersen pun kepada Provinsi Malut.

Untuk itu, ia menyarankan kepada Pemprov Malut agar memproses hukum PT. Antam terkait pengangkutan ore 1,7 juta ton itu.

“Jangan karena perusahaan negara, lalu kewahiban terhadap rakyat diabaikan. Kalau begitu, maka PT. Antam harus tinggalkan daerah ini. Hengkang saja dari sini,” tegasnya. (ask)

Respon (30)

  1. Ping-balik: https://stealthex.io
  2. Healthcare Blog provides news, trends, jobs and resources for health industry professionals. We cover topics like healthcare IT, hospital administration, polcy

  3. Ping-balik: stapelstein
  4. Ping-balik: 다시보기
  5. It’s onerous to seek out educated individuals on this matter, but you sound like you realize what you’re talking about! Thanks

  6. I like this post, enjoyed this one thanks for putting up. “The difference between stupidity and genius is that genius has its limits.” by Albert Einstein.

  7. Can I just say what a reduction to find somebody who truly is aware of what theyre speaking about on the internet. You undoubtedly know tips on how to deliver an issue to light and make it important. More individuals must learn this and perceive this side of the story. I cant consider youre no more popular because you undoubtedly have the gift.

Komentar ditutup.