PENAMALUT.COM, JAKARTA – Partai Demokrat akhirnya angkat bicara terkait pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (29/5).
Kala itu, Jokowi menyebut, Partai Demokrat sering ke istana, kemudian PKS juga ke istana, tetapi maunya malam.
Setelah berita itu tersebar di berbagai media massa, DPP Partai Demokrat segera mengumpulkan keterangan, apakah memang ada pertemuan Partai Demokrat dengan Presiden Joko Widodo.
“Kami mengartikan bahwa yang dimaksud Partai Demokrat adalah pimpinan Partai Demokrat yang memungkinkan untuk bertemu Presiden Joko Widodo di istana,” ujar Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, Rabu (31/5).
Ia pun meminta penjelasan dari Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat maupun sekaligus penjelasan dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono untuk tujuan yang sama.
Dua tokoh inilah yang memungkinkan baik secara organisatoris maupun secara pribadi bertemu presiden di istana.
Menurutnya, SBY dalam 3,5 tahun ini sudah tiga kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Ketiga pertemuan tersebut yang menentukan tempat dan waktunya adalah Presiden Joko Widodo dan SBY menghormati.
“Artinya, ketiga pertemuan itu inisiatif datang dari Presiden Joko Widodo. Bukan atas inisiatif Bapak SBY apalagi meminta waktunya malam hari,” timpalnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat AHY hanya pernah satu kali bertemu Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2021 (sekitar 2 tahun lalu).
Pertemuan itu, atas permintaan pihak istana dan tempat yang dipilih adalah Istana Bogor, dan waktu yang ditentukan adalah malam hari.
“Jadi waktu pertemuan yang malam hari itu juga bukan atas permintaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY,” terangnya.
“Namun, sebagaimana sikap Bapak SBY yang menghormati Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara, demikian juga sikap Ketua Umum AHY,” ucapnya.
Sebenarnya, lanjut dia, pihak istana menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo ingin bertemu dengan SBY dengan tujuan untuk memberikan klarifikasi atas apa yang dilakukan Kepala Staf Presiden Moeldoko tentang gerakannya untuk mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.
Dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor malam itu, Presiden Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno menjelaskan bahwa ia tidak tahu-menahu dengan apa yang dilakukan KSP Moeldoko untuk mengambilalih Partai Demokrat.
“Begitulah pengakuan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Ketua Umum AHY,” tuturnya.
Empat kali pertemuan antara presiden dengan tokoh Partai Demokrat, SBY dan Ketum AHY, terjadi 2 hingga 3 tahun yang lalu.
Pertemuan itu bukan yang sering digambarkan publik sebagai pertemuan politik yang lazim dilakukan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai politik pendukung pemerintah.
Dengan penjelasan ini, diharapkan duduk persoalan yang sesungguhnya, bisa dimengerti dan tidak memiliki praduga yang tidak baik kepada Partai Demokrat.
“Kalau tidak kami klarifikasi, bisa saja Partai Demokrat dituduh “kucing-kucingan” yang semua itu tidak pernah kami lakukan,” tandasnya. (gon)
슬롯MR
Pretty! This has been an extremely wonderful
article. Thanks for providing this information.