PENAMALUT.COM, TERNATE – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku Utara telah membentuk tim untuk melakukan investigasi terkait penyebab banjir yang terjadi di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah.
Tim yang dibentuk itu itu dipimpin dua kepala bidang di DLH, yakni Kepala Bidang Ketaatan dan Penataan Lingkungan Hidup, dan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan.
“Kita sudah buat persiapan untuk segera turun. Kita juga akan melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan kemudian DLH Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Timur agar nanti akan kita sama-sama untuk melakukan kunjungan ke lapangan melihat kondisi dan kita berupaya untuk mencari tahu penyebab permasalahan banjir,” ujar Kepala DLH Maluku Utara, Fachrudin Tukuboya, Selasa (23/7).
Menurutnya, berdasarkan ketentuannya ada tahapan-tahapan apabila ditemukan adanya indikasi penyebab dari banjir tersebut, maka pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah ini.
“Kemudian ada proses yang apakah itu diberikan sanksi atau seperti apa, nanti akan dilakukan secara bersama-sama oleh tim dari daerah dan juga pusat. Kita sama-sama melakukan itu, dan nanti ada proses klarifikasi juga yang kita lakukan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan persoalan ini,” jelasnya.
DLH akan melakukan rekomendasi berdasarkan fakta-fakta apabila nanti ditemukan penyebab dari banjir tersebut. DLH juga akan berkoordinasi dan melaporkan secara terus-menerus kepada pemerintah pusat agar bersama-sama mengkaji penyebabnya.
Terkait sansksi yang akan diberikan, kata Fachruddin, tentu berdasarkan level administrasi.
“Jadi mungkin ada tahapan-tahapan terkait sanksi yang akan diberikan,” tuturnya.
“Tapi ini sudah menyangkut kerugian bagi masyarakat, tentu kami juga ikut prihatin,” sambungnya.
Soal informasi dugaan tanggul milik perusahaan PT. IWIP yang jebol, Fachruddin mengaku mendapat informasi tersebut dari media. Namun untuk kebenarannya, pihaknya harus memastikan di lapangan dengan melakukan investigasi nanti.
“Tapi kan variabel penyebabnya bisa lebih dari satu, bukan hanya tanggul. Jadi nanti kami lakukan pengecekan lapangan dan melakukan proses dokumentasi, barulah kita memberikan kesimpulan,” terangnya.
Sekadar diketahui, banjir yang terjadi selama tiga hari lalu menyebabkan sejumlah rumah warga di Desa Lukolamo dan sekitarnya terendam banjir. Selain itu, akses jalan juga lumpuh. Informasinya, banjir itu disebabkan salah satu tanggul milik perusahaan jebol. (ask)