Proyek Jalan Puluhan Miliar di Pulau Obi Minim Progres, Rekanan tak “Becus”

Komisi III DPRD Malut saat meninjau proyek pekerjaan jalan dan jembatan di Obi, Halmahera Selatan.

PENAMALUT.COM, SOFIFI – Proyek pekerjaan jalan dan jembatan di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, minim progres.

Bagaimana tidak, pekerjaan dengan nama ruas Laiwui-Jikotamo-Anggai menggunakan anggaran Multiyears pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Maluku Utara senilai Rp 27,7 miliar itu progresnya baru mencapai 20 persen. Sedangkan waktu pekerjaan 360 hari kalender itu harus tuntas pada Desember 2023 ini.

Hal ini tentu berbeda dengan yang disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen PUPR Malut, Sofyan Kamarullah, bahwa pekerjaan tersebut sudah mencapai diatas angka 40 persen.

Pantauan wartawan bersama Komisi III DPRD Malut di lapangan, proyek yang dikerjakan PT. Addis Pratama Persada itu hanya mempekerjakan delapan orang dengan panjang kurang lebih 15 kilometer.

Salah satu warga Desa Sambiki, Ani, saat ditemui di lokasi pekerjaan mengatakan, hingga saat ini para pekerja masih fokus mengerjakan tiga jembatan, dua dari Desa Sambiki dan satunya lagi Desa Air Mangga dengan menggunakan satu alat berat eskavator.

“Yang kerja ini cuman delapan orang. Sekarang mereka lagi kerja jembatan merah putih (Desa Air Mangga) sekitar dua Minggu lalu baru pindah lagi. Sedangkan untuk jalan belum aspal. Kami berharap pekerjaan ini cepat selesai, sehingga kami bisa akses,” harapnya, Minggu (6/8).

Sementara salah satu pekerja yang ditemui mengatakan, pekerja ini berjumlah sepuluh orang, namun d,ua diantaranya masih berada di Kota Ternate. Sehingga yang tersisa delapan orang. Tak hanya itu, dirinya mengaku dari awal kerja hingga sekarang belum pernah bertemu siapa kontraktor pekerjaan tersebut.

“Kami mulai kerja dari Januari 2023, sampai sekarang tidak tahu kontraktornya siapa. Mereka hanya datang suru kerja-kerja saja. Kalau dari PUPR ada PPTK dan Konsultan, kemarin ada datang cek,” katanya.

Sementara Ketua Komisi III DPRD Malut, Rusihan Jafar menuturkan, pengecekan dilakukan guna memastikan kebenaran apakah progres pekerjaan tetap berjalan sesuai yang disampaikan PPK pada saat rapat dengan PUPR baru-baru ini atau tidak. Begitu pula sebaliknya, terkait laporan warga bahwa pekerjaan jalan di tempat itu benar atau tidak.

“Dan hasilnya seperti yang kalian lihat sendiri,” pungkasnya. (ano/ask)

Respon (1)

Komentar ditutup.