Daud Ismail Tampung Uang 13 Miliar ke Rekening Sopir untuk Keperluan AGK

Renaldy dan Rina saat bersaksi di sidang dugaan suap proyek infrastruktur dan perizinan. (Aksal/NMG)

PENAMALUT.COM, TERNATE – Terdakwa kasus suap Gubernur Maluku Utara nonaktif Abdul Gani Kasuba (AGK), Daud Ismail, kembali menjalani sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK.

Sidang yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Negeri Ternate, Rabu (27/3), penuntut umum menghadirkan saksi yang juga sopir pribadi terdakwa Daud Ismail, Renaldy A. Zalil.

Dalam kesaksiannya, Renaldy mengaku rekeningnya digunakan terdakwa Daud untuk menampung uang senilai 13 miliar untuk kebutuhan AGK. 

Renaldy menuturkan, ia menjadi sopir pribadi Daud sejak Daud masih menjabat Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PUPR Maluku Utara.

Ia diperintahkan Daud untuk membuka rekening Bank Mandiri atas namanya pada awal tahun 2022. Selanjutnya nomor rekening dikasih ke Daud untuk digunakan sebagai transaksi, namun kartu ATM tetap ia pegang. Ketika ada uang yang masuk ke rekening, langsung diberitahu ke Daud. Namun sumbernya dari mana ia tak tahu.

“Uang masuk itu ada 200 juta, 50 juta, dan 100 juta,” tuturnya. 

Renaldy mengaku mentransfer uang ke Ramadhan selaku ajudan Guburnur setiap minggunya atas perintah Daud. Dalam seminggu ia biasa mentransfer hingga dua kali ke rekening Ramadhan dengan nominal 100 juta. Selain ke Ramadhan, juga beberapa kali ke Zaldy Kasuba senilai 50 juta hingga 100 juta.

“Kalau Zaldy sama Ramadhan kenal, yang lain tidak tahu nama tapi disuruh kirim ke rekening, jadi saya kirim,” ujarnya.

Ia mengukapkan, ada tiga rekening yang dibuka atas namanya, yakni Bank Mandiri dan Maluku-Maluku Utara untuk kebutuhan, serta BCA untuk sanga anak.

Renaldy juga mengaku mentransfer uang senilai Rp 125 juta ke Idris Husen atas perintah Daud. Idris Husen ini sesuai data yang diperoleh merupakan Direktur PT. Pancona Katarabumi. Begitu juga transfer ke Muhammad Nur Usman sebanyak 300 juta, namun ia tidak mengenal orangnya.

“Untuk ke Deden ajudan AGK itu sebanyak tiga kali totalnya 26 juta. Husri Lelean ajudan AGK juga 100 juta lebih, dan Wahidin Tahmid transfer 150. Mereka saya tidak kenal,” katanya.

Tidak berhenti pada orang-orang itu, Renaldy juga diarahkan untuk mentransfer ke rekening atas nama Ikbal sebesar 100 juta lebih, Muhammad Fajrin Sekretaris Pribadi AGK senilai 200 juta, dan Muhammad Haikal Albar 13,2 juta.

“Jadi uang yang di rekening itu Pak Daud punya semua, tidak ada duit pribadi saya disitu. Masih ingat sisa Rp 30 juta lebih. Uang masuk ke rekening langsung keluar. Saya tidak nikmati. Dapat honor saja dari kantor. Uang masuk lebih banyak, perintahnya semua dikirim,” tukasnya.

Seingat Renaldy, ia pernah menyetor uang tunai senilai 400 juta lebih, namun tidak mengetahui sumber uang tersebut dari mana. Setelah menyetor, kemudian bukti setorannya difoto lalu dikirim ke Daud Ismail.

Renaldy juga mentransfer uang ke anak AGK, Nuzul Izzah Kasuba senilai 24 juta sekian dan Nazla Kasuba senilai 55 juta atas perintah Daud.

“Jadi sejak tahun 2021 sampai 2023 itu total uang yang masuk ke rekening saya senilai 13 miliar,” terangnya.

Sementara Rina selaku Bendahara Pengeluaran Dinas PUPR Maluku Utara mengaku, kenal dengan terdakwa Daud dan punya hubungan pekerjaan, namun bukan memberikannya gaji. Menjabat bendahara sejak tahun 2020. 

Rina juga pernah mentransfer uang untuk tiket AGK ke rekening Ramadhan sebanyak dua kali dengan nilai 10 juta.  Begitu juga Zaldy Kasuba senilai 20 juta.

“Info dari Pak Daud kirim ke Zaldy untuk pembayaran hotel. Ramadhan itu untuk tiket pada bulan November,” tutur Rina.

Selain ke AGK dan ajudan AGK, Rina juga mentransfer uang perjalanan dinas dan honor Daud Ismail senilai 200 juta. Bahkan ada uang yang disimpan Rina untuk keperluan AGK.

“Saya pernah mendengar langsung Pak Gubernur (AGK) telepon ke Pak Daud minta dana, jumlahnya tidak tahu. Arahan dari Pak Daud carikan uang secepatnya, untuk bayar tiket dan hotel. Saya pake rekening staf untuk transfer ke anak-anak gubernur,” ucapnya.

“20 juta ke rekening Zaldy untuk tiket. Ramadhan 20 juta. Muhammad Haikal senilai 20 juta dan anak Gubernur AGK Nurul Izzah Kasuba senilai 10 juta untuk bayar tiket dan hotel,” sanbungnya. (gon)