PENAMALUT.COM, TERNATE – Komandan Pos (Danpos) TNI Angkatan Laut Bacan, Halmahera Selatan, dicopot dari jabatannya. Ini karena dua anggotanya diketahui melakukan penganiayaan terhadap salah satu wartawan.
Pencopotan Danpos Bacan ini disampaikan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Ternate, Kolonel (Mar) Ridwan Aziz kepada sejumlah awak media di Mako Lanal Ternate, Jumat (29/3).
Selain mencopot Danposal Bacan, dua anggota yang melakukan penganiayaan itu juga bakal diberi sanski tegas.
“Kami juga menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa kesalapahaman yang terjadi antar dua oknum anggota di Kabupaten Halmahera Selatan dan satu oknum wartawan,” ujar Ridwan.
Menurutnya, kesalahpahaman yang berujung penganiayaan karena kejadiannya sama-sama tidak terima baik, baik itu dari wartawan maupun dari pihak Lanal Ternate.
Meski demikian, lanjut dia, tindakan dua oknum ini telah merusak citra TNI Angkatan Laut. Untuk itu, hari ini juga dia akan turun ke Bacan untuk bertemu dengan korban dan keluarganya serta meminta maaf sekaligus silaturahmi dan membantu proses pengobatan korban.
Dari hasil konfirmasi yang dilakukan pihak Lanal Ternate dengan Posal Bacan, ada dua anggota yang terlibat. Pihak Lanal akan melihat peran dari kedua anggota tersebut dan akan melakukan BAP, barulah memberikan sanksinya.
“Sekali lagi saya atas nama semuanya meminta maaf atas kejadian ini, karena biar bagaimanapun saya putra daerah di sini. Saya merasa yang menjadi korban itu saudara saya juga, jadi saya dan keluarga besar Lanal Ternate minta maaf,” ucap Kolonel Ridwan.
Dua oknum TNI AL Posal Bacan yang diketahui melakukan penganiayaan terhadap Sugandi salah satu wartawan di Halmahera Selatan itu adalah adalah Letda M dan Peltu R.
Ia bilang, penganiayaan itu dilakukan karena dari Posal telah mengonfirmasi kepada yang bersangkutan (Sugandi) untuk hadir di Posal atas pemberitaannya terkait penahanan BBM milik Ditpolairud. Namum yang bersangkutan menunda waktu untuk hadir di pos.
“Mungkin dengan tugas begitu banyak dan tidak bisa kendalikan diri, akhirnya terjadi hal seperti itu. Kalau yang bersangkutan kooperatif mungkin ini tidak terjadi,” katanya.
Perwira tiga bunga melati itu menjelaskan, sebelumnya sudah ada pemberitaan saat konferensi pers bersama Direktur Polairud Polda Maluku Utara. Posal Bacan saat itu memeriksa SPOB kapal, kemudian ditemukan surat kapal yang tidak lengkap.
“Jadi masalah muatan ini kita lihat dari fakturnya. Semua sudah sesuai, tapi tidak tahu barangnya siapa? Mau Polairud ke ini kita tidak tahu, karena urusan kita itu hanya di SPOB transportir kapal RIMAS,” katanya.
Sementara itu, akibat penganiayaan yang dilakukan anggota TNI AL terhadap Sugandi pada Kamis (28/3) malam mengakibatkan korban mengalami luka di bagian punggung dan telinga keluar darah. Saat ini Sugandi masih dirawat di RSUD Labuha.
Sugandi kepada wartawan mengungkapkan bahwa ia dijemput di rumahnya oleh dua anggota TNI AL yang bertugas di Pos Bacan Panambuang dan membawanya ke Posal. Mereka tidak menerima dengan pemberitaan terkait penahanan BBM milik Ditpolair Polda Malut.
“Mereka jemput saya di rumah. Dua anggota TNI AL dan satu Babinsa. Babinsa ini yang tunjukin rumah saya. Sekitar jam 1 malam saya dijemput lalu di bawa ke Pos TNI AL. Di sana saya dianiaya lantara mereka anggap berita yang saya muat tanpa wawancara/konfirmasi. Jadi mereka tidak terima itu, lalu saya dipukul,” akunya
Sugandi mengaku dipukul menggunakan tangan dan diinjak menggunakan sepatu lars serta ditendang di bagian kepala. Ia juga dipukul menggunakan selang karet di punggung.
“Mereka tiga orang yang pukul saya. Saya ditendang di kepala dengan sepatu lars sampai telinga saya keluar darah. Selain di kepala, saya juga dipukul dengan menggunakan selang sampai badan-badan bagian belakang saya memar,” tuturnya. (rul/gon)