Netralitas Uang Dalam Perekonomian

Oleh:
Dr. Muammil Sun’an., SE, M.P., M.AP

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan “output per kapita”. Di sini jelas ada dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total nya (GDP) dan sisi jumlah penduduk nya. Output per kapita adalah output total di bagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita, tidak bisa tidak, harus dianalisa dengan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang lengkap haruslah bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi dengan jumlah penduduk. Model pertumbuhan Solow menunjukkan dampak dari interaksi diantara faktor-faktor produksi, antara lain; pertumbuhan kapital, tenaga kerja, dan kemajuan teknologi terhadap output (Herlambang, et.al, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan dalam faktor-faktor produksi tersebut, maka akan terjadi perubahan dalam output yang dihasilkan, yang pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi sebagai prioritas dalam pembangunan, tidak bisa hanya dilihat dari kegiatan dalam memproduksi barang, tetapi perlu juga dilihat pada perubahan dalam penggunaan (alokasi) sumber daya produksi diantara sektor-sektor ekonomi, perubahan dalam pola pembagian kekayaan dan pendapatan diantara berbagai golongan pelaku ekonomi, dan perubahan pada kerangka kelembagaan (institutional framework) dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya dipandang pada persoalan yang terkait dengan penggunaan input-input produksi secara fisik, tetapi perlu juga melihat peranan uang dalam kegiatan proses produksi. Hal ini dikarenakan uang merupakan pencerminan dari penawaran terhadap barang-barang dan jasa yang diproduksi. Artinya, semakin tinggi uang yang beredar di masyarakat, maka perusahaan akan menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak.

Permasalahan lain yang muncul terkait dengan persoalan pertumbuhan ekonomi adalah dengan memasukan uang di dalam model pertumbuhan. Hal ini disebabkan proses pertumbuhan dipandang sebagai proses yang menyangkut kenaikan output, Sehingga dianggap ditentukan oleh faktor-faktor “rill” pula, misalnya, oleh laju akumulasi kapital (“kapital” dalam arti riil, yaitu berupa mesin-mesin dan alat-alat pembantu dalam proses produksi), laju pertumbuhan penduduk, laju kemajuan teknologi dan inovasi, jumlah sumber-sumber alam yang tersedia dan sebagainya. Beberapa ekonom berpendapat bahwa karena uang mempunyai peranan penting sebagai alat tukar (alat transaksi) dalam seluruh kehidupan ekonomi, maka uang juga mempunyai peranan penting didalam proses produksi masyarakat.

Oleh sebab itu para ekonom ini berpendapat bahwa uang adalah produktif, dalam arti bahwa ia mempunyai peranan dalam proses produksi, tidak berbeda dengan input-input fisik lainnya (seperti kapital dan tenaga kerja). Dengan masuknya uang ke dalam fungsi produksi, maka jelas “uang” akan mempengaruhi posisi keseimbangan jangka panjang dari perekonomian. Di dalam literatur, masalah penentuan apakah “uang” berpengaruh atau tidak terhadap aspek “riil” dari perekonomian (dalam kasus ini, pertumbuhan output) sering disebut sebagai masalah mengenai netralitas uang. Uang dikatakan “netral” apabila ternyata tidak berpengaruh terhadap sektor “riil”, dan dikatakan tidak netral apabila berpengaruh. Ini semua akhirnya tergantung pada model yang diajukan. Tetapi banyak ekonom sekarang yang berpendapat bahwa uang memang tidak netral.
Di dalam berbagai literatur, masalah penentuan apakah “uang” berpengaruh atau tidak terhadap aspek “riil” dari perekonomian (dalam kasus ini, pertumbuhan output) sering disebut sebagai masalah mengenai netralitas uang. Uang dikatakan “netral” apabila ternyata tidak berpengaruh terhadap sektor “riil”, dan dikatakan tidak netral apabila berpengaruh. Ini semua akhirnya tergantung pada model yang diajukan. Tetapi banyak ekonom sekarang yang berpendapat bahwa uang memang tidak netral.

Jawaban atas pertanyaan ini penting sekali, karena apabila ternyata bahwa adanya uang memang bisa mengubah ciri-ciri dari jalur keseimbangan, maka ini berarti bahwa kebijaksanaan moneter (yang tidak lain adalah kebijaksanaan pengelolaan uang di dalam perekonomian) bisa dipergunakan untuk mempengaruhi laju pertumbuhan keseimbangan dari perekonomian ter-sebut. Dan selanjutnya bisa pula ditanyakan mengenai kebijaksanaan moneter yang bagaimana yang “optimal” bagi pertumbuhan ekonomi. Untuk menjawab apakah dengan dimasukkannya uang ke dalam model pertumbuhan ciri dari jalur pertumbuhan keseimbangan akan berubah, kita perlu mengingat sejenak faktor-faktor apa yang menentukan jalur pertumbuhan keseimbangan di dalam model pertumbuhan tanpa uang.

Sesudah itu kita bisa menanyakan apakah ada dari faktor-faktor ini yang terpengaruh dengan dimasukkannya uang ke dalam model. Apabila ada, maka ini berarti bahwa jalur pertumbuhan keseimbangan itu sendiri juga dipengaruhi oleh adanya uang didalam perekonomian. Jadi uang “tidak netral”. Tetapi apabila faktor-faktor tersebut tidak dipengaruhi oleh adanya uang, maka uang adalah “netral”. (*)