Lokal  

Penyediaan Air Bersih di Loloda Belum Ada Titik Terang

Ilustrasi.

PENA – Persoalan air bersih di Kecamatan Loloda, Kabupaten Halmahera Barat, dari tahun ke tahun belum ada titik terang. Air bersih, yang dapat dikatakan menjadi kebutuhan mendasar masyarakat Loloda hingga kini belum juga tersedia.

Hal itu diungkapkan Anggota Komisi III DPRD Halbar, Asdian Taluk, saat dikonfirmasi belum lama ini. Dia mengatakan, soal air bersih di Loloda pada kepemimpinan Bupati sebelumnya pernah disampaikan dalam rapat DPRD.

“Itu janji Direktur PDAM akan melakukan pemasangan mesin yang ada di Loloda tapi sampai sekarang belum direalisasi,” ujar anggota DPRD Dapil Loloda ini.

Politisi Partai Gerindra ini meminta agar Dirut PDAM segera merealisasikan janjinya terkait pengadaan mesin pompa air di Loloda. Karena menurut dia, air adalah kebutuhan mendasar masyarakat Loloda saat ini, seperti di desa Kedi dan Tase kendala utamanya ada pada persoalan air bersih.

Sementara itu Direktur PDAM, Jailolo Ikhsan M. Nur, saat dikonfirmasi pada Kamis (1/4) mengatakan, untuk menjawab permasalahan air bersih di Loloda seharusnya DPRD juga berkoodinasi dengan pihak PUPR Halbar.

Dia mengakui, PDAM punya aset di Loloda, tapi pompa air milik pihaknya itu sudah rusak.

“Sementara yang bisa melakukan proses pengadaan atau normalisasi untuk aset yang ada di Loloda itu adalah Pemda, dalam hal ini Dinas PUPR,” aku Ikhsan.

Beberapa waktu lalu, sambung Ikhsan, ada target dari Balai Kementerian PUPR untuk pelayanan di Loloda yang bakal memakai sistem baru penyediaan air bersih. Bukan lagi menggunakan pompa air, tapi dengan sistem gravitasi.

“Kemarin itu saya dihubungi oleh konsultan dari balai di Surabaya yang biasa membantu balai di Maluku Utara dengan kebutuhan air minum di daerah-daerah. Namun dalam komunikasi kemarin dia berpikir bahwa di tahun 2021 ada program di balai, semua itu tergantung bagaimana Pemerintah Daerah untuk melobi, dan salah satu yang disoroti oleh balai ialah Loloda yang menjadi perhatian serius,” jelas Ikhsan.

Dikatakannya, pada awalnya di Loloda  menggunakan pompa yang beroperasi dengan adanya cahaya matahari atau tenaga surya. “Jadi kalau sudah musim hujan pompa sudah tidak lagi beroperasi,” ujarnya.

Ikhsan menyebutkan, pelanggan yang terlayani di Kecamatan Loloda itu hanya tiga desa. Yaitu desa Tase, Soasio dan Kedi.

“Sedangkan untuk desa yang lain itu tergantung, dan disana itu ada sumber dari air terjun dan saya sudah koordinasi ke pihak balai kalau untuk PDAM punya alat disana itu sudah rusak,” imbuhnya.

PDAM, tambah Ikhsan lagi, hanya punya kapasitas melakukan pelayanan di tiga desa di Loloda. Hal itu dikarenakan kemampuan sumber air dan debit air. Desa lainnya tak dapat dijangkau karena alasan jarak tempuh yang jauh.

Selain itu, untuk di Loloda sudah tidak ada lagi petugas yang ditempatkan disana. “Karena salah satu faktor juga terkait pendapatan para pekerja,” ucapnya.

Jadi, menurut Ikhsan, untuk bisa menjawab soal pelayanan air bersih di Loloda secara umum itu ada di PUPR. Salah satunya bisa dengan Program Pembangunan Program Nasional Penyediaan Air Minum (Pamsimas).

Tidak hanya itu, dia juga berharap, untuk persoalan air bersih di Loloda Pemerintah Kabupaten dan DPRD Halbar harus duduk bersama. Sejauh ini bahkan untuk koordinasi ke pihak balai, hanya dilakukan oleh PDAM. Sedangkan Pemkab dan DPRD Halbar hanya diam. (*)

Respon (3)

  1. I would like to thnkx for the efforts you have put in writing this web site. I’m hoping the same high-grade web site post from you in the upcoming also. In fact your creative writing skills has inspired me to get my own site now. Actually the blogging is spreading its wings quickly. Your write up is a good example of it.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *